Showing posts with label PIYUNGAN ONLINE. Show all posts
Showing posts with label PIYUNGAN ONLINE. Show all posts

Berita Indonesia : The Power of Simplicity (Kekuatan Kesederhanaan)


The Power of Simplicity

Salah satu cara untuk mendeteksi dan mengukur kapasitas seseorang (ilmu, pengalaman maupun kebijaksanaannya) adalah dari bahasa dan ungkapan yang digunakan saat berbicara. Konsepnya mudah saja, yaitu: orang bodoh bicara tanpa ilmu, kalangan pembelajar bicara rumit dibungkus sedikit ilmu sedang orang faqih bicaranya sederhana tapi dengan bobot ilmu yang tinggi.

Kekuatan Kesederhanaan

Mari kita lihat kasus untuk menjelaskan kekuatan kesederhanaan dalam berbicara. Pertama, Al Qur’an diturunkan dengan bahasa yang sederhana. Beberapa konsep yang rumit ditamsilkan secara sederhana, sehingga mudah dipahami oleh orang awam, tapi bisa ditangkap oleh kaum cerdik pandai sesuai tingkatan ilmunya sendiri-sendiri. Sayyid Quthb sangat terpesona dengan fenomena ini, dan mengarang sebuah kitab khusus, At Tashwirul Fanni fil Qur’an.

Contoh mudah adalah cara Al Qur’an menjelaskan tentang tahap dan proses penciptaan manusia. Bandingkan dengan versinya dokter kandungan, pasti lain kan? Tidak perlu heran, karena Al Qur’an diturunkan oleh Allah Yang Maha Berilmu.

Kedua, Hadits disampaikan dengan bahasa sederhana. Rasulullah menjelaskan banyak hal penting dengan cara sederhana dan mudah dipahami. Beberapanya disampaikan dengan bentuk tamsil. Seperti penjelasan beliau tentang posisinya sebagai khotamul anbiya, peran fungsinya agar manusia tidak masuk ke api neraka, perumpamaan atas kondisi orang beriman dll.

Tidak perlu heran, karena Rasulullah diberi karunia yang kita kenal sebagai Al Jawami’al Kalim. Sebuah mukjizat yang membuat Rasulullah berbicara sederhana, ringkas, padat tapi berbobot, penuh ilmu dan kebijaksanaan.

Ketiga, Qoul orang shaleh. Kita ambil contoh langsung, yaitu Imam Syafi’i. Beliau digadang-gadang otaknya lebih tajam dari pedang. Dalam majelisnya, beliau berbicara sampai tingkat rumit dan mendetil hingga orang yang baru kenal menganggap Imam Syafi’i hanya menguasai cabang ilmu itu saja (spesialisasi). Padahal, dalam sehari, santrinya datang bergilir: pagi majelis ahli qur’an, dhuha majelis ahli hadits, siang majelis ahli fiqih dan seterusnya.

Namun dalam banyak kesempatan, Imam Syafi’i sering merangkai bait syair yg mudah dipahami oleh orang awam sekalipun. Begitulah tabiat orang-orang faqih, bicaranya sederhana dan tidak suka mengumbar dalil, apalagi kopi paste ayat dan hadits. Karena kopi paste ayat dan hadits tidak akan mampu mengubah status orang pandir naik ke maqamnya para ulama.

Sederhanakanlah Bicaramu

Jika suatu saat kita bertemu dengan orang yang bicaranya mutar-muter kesana kemari tapi kosong dari hujjah dan hakikat, maka mudah kita mendeteksi siapa sebenarnya orang itu. Disini, kita perlu merenungi ucapan Ali bin Abu Thalib ra, bahwa “Diam itu perhiasannya orang faqih dan perisainya orang pandir”.

Berbicara dengan sederhana tidak akan menurunkan status dan kehormatan. Sebagaimana tawadhu tidak akan menurunkan derajat. Justru sebaliknya, untuk bisa berbicara dengan sederhana tapi berbobot, prosesnya sangat tidak sederhana. Karena kita harus mengarungi lautan ilmu yang luas serta pahit getir pengalaman hidup agar bisa merangkai ungkapan-ungkapan hikmah.

Seorang aktivis dakwah harus belajar berbicara dengan sederhana. Karena Islam itu sederhana dan mudah dipahami. Teladanilah doa Nabi Musa “Robbisyrohli shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ’uqdatam millisaanii, yafqohu qaulii.

Khatimah

King kobra termasuk jenis ular yang sangat ditakuti, baik didunia satwa dan dunia per-ularan sendiri. Tapi pernahkah melihat dua King Kobra bertarung? Tidak ada jurus patuk, jurus belit dll yg biasa mereka lakukan pada ular dan hewan lainnya. Mereka menari indah dan anggun, lalu salah satu pergi. Kami pernah menyaksikannya di National Geographic Channel. Entah kenapa, saat menonton tayangan itu kami ingat ucapan Ali bin Abu Thalib ra, yaitu “Berbicara dengan orang faqih cukup dengan sindiran, sedang berbicara dengan orang pandir harus dengan pentungan”.

___
sumber: fb




sumber sumber

Berita Indonesia : Freeport Terpojok, Ujug-ujug Kumpulkan Tokoh Adat Papua


Ujug-ujug, PT Freeport Indonesia (Freeport) meminta dukungan dari tokoh masyarakat Papua guna mengawal industri tambang asal Amerika Serikat ini, di tengah gonjang-ganjing yang mendera.

"Tolong kawal kami sebagai keluarga besar," kata Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dalam acara Ramah Tamah Manajemen PTFI Bersama Stakeholder (pemangku kepentingan) di Rimba Papua Hotel, Timika, Papua, Sabtu (26/12/2015), lansir inilah.com.

Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini bilang, saat ini, banyak orang-orang di luar Papua yang menunjukkan seolah-olah lebih mengetahui dan mengenal Papua, khususnya Freeport.

Padahal, masih menurut Makroef, yang paling mengetahui dan mengenal masalah Freepot adalah masyarakat Papua, khususnya masyarakat yang ada di sekitar area pertambangan, seperti suku Amungme dan Kamoro.

"Orang-orang yang ribut di Jakarta tidak akan merasakan dampak jika perusahaan ditutup. Tapi, masyarakat Papua yang merasakannya," kata Makroef.

Maroef mengajak masyarakat Papua untuk menggunakan akal dan hati secara paralel berkaitan dengan pengelolaan Freeport."Freeport tidak akan berjalan sendiri, tapi jalan bersama tokoh masyarakat Papua," kata Makroef yang sempat diperiksa MKD (Mahkamah Kehormatan Dewan) dan Kejagung ini.

Makroef juga mengajak warga Papua untuk lebih memikirkan masa depan anak-anak Papua selagi masih ada kontribusi Freeport dalam pembangunan masyarakat di sekitar pertambangan."Pikirkan anak cucu. Jangan kita hanya bertengkar. Jika ada masalah yang belum terselesaikan, mari kita bicarakan," kata Makroef.

Makroef mengingatkan, tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini. Oleh karena itu, kontribusi Freeport kepada masyarakat harus digunakan untuk mempersiapkan generasi mendatang, misalnya melalui pendidikan dan kesehatan.

Sementara, sejumlah pemangku kepentingan yang hadir, menyatakan dukungaannya kepada Freeport untuk mendapatkan perpanjangan kontrak. Mereka bakal mengirimkan surat dukungan ke pemerintah baik daerah dan pusat, serta pihak-pihak yang selama ini rajin mengkritik Freeport.

Misalnya, Ketua Forum MoU dari suku Amungme, Yopi Kilangin mengatakan, warga Papua masih menginginkan supaya Freeport tetap melanjutkan kontrak. Jika memang masih ada permasalahan antara masyarakat dengan perusahaan, seperti masalah hak ulayat lahan dan kompensasi, bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

"Kami harap kita bicara lebih terbuka dan detil langsung dengan orang yang punya hak, yakni kami dari suku Komoro dan Amungme," kata Yopi.

Pimpinan Lembaga Masyarakat Adat Kamoro (Lemasko) Mariamus Maknaipeku setali tiga uang. Marimus bilang, masih membutuhkan Freeport di Papua, karena kontribusi dalam pembangunan perekomomian, kesehatan dan pendidikan, sangat terasa.

Marimus meminta agar masyarakat adat yang ada di sekitar lokasi pertambangan, tidak hanya dijadikan sebagai penonton. Tetapi dipercaya sebagai pelaku.

Adapun sesepuh masyarakat adat A Allo Rafra minta berbagai pihak untuk stop bicara Freepot jika tidak mengetahui akar permasalahan yang sebenarnya terjadi, serta sejarahnya. "Kembalikan masalah Freeport ke pemerintah dan masyarakat adat," kata Allo.

Saat ini, DPR RI sebagai lembaga pengawas pemerintah sedang menggulirkan Hak Angket/Pansus Freeport untuk membongkar skandal Freeport.

"Freeport ini adalah isu sudah lama. Istilahnya kasus itu kita selalu bicarakan tetapi enggak pernah tuntas. Sekarang ini sudah jadi opini publik, mari kita selesaikan," ujar anggota DPR RI sekaligus Presiden PKS Sohibul Iman, Senin pekan lalu, kutip Sindonews.

"Ayo langkah berikutnya termasuk bentuk Pansus. Jadi kalau kita serius selesaikan Freeport, maka kita juga mau ikuti proses yang runut. Kalau tidak runut, satu masalah ketutup masalah lain, akhirnya tidak selesai," ujarnya.




sumber sumber

Berita Indonesia : Bantuan Turki ke Gaza Tahun Ini Mencapai $75,6 Juta (Rp 1 Triliun Lebih)


Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki telah mengungkapkan bahwa bantuan ke Jalur Gaza sepanjang tahun 2015 ini mencapai sebesar USD $ 75,6 juta (atau setara Rp 1,058 Triliun). Dalam sepuluh tahun terakhir, Tanju Bilgic menjelaskan, total bantuan Turki ke Palestina sudah mencapai USD $ 369 juta; pada tahun 2014 saja, angka itu mencapai USD $ 76,3 juta. Demikian seperti dirilis middleeastmonitor.

Bilgic menyebutkan Turki berjanji untuk memberikan bantuan sebesar USD $ 200 juta antara tahun 2015 dan 2017.

Pemerintah Turki saat ini tengah melakukan perundingan dengan Israel dalam rangka rekonsiliasi hubungan dimana pemerintah Turki mensyaratkan dibukanya blokade Gaza yang telah dilakukan Israel selama 8 tahun ini. Turki juga mensyaratkan pihaknya bisa memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza tanpa peraturan.




sumber sumber

Berita Indonesia : Syarat Rekonsiliasi dengan Israel, Turki Minta Bisa Berikan Bantuan ke Gaza Tanpa Peraturan


Koran Israel, Haaretz, Minggu (27/12) merilis pernyataan dua pejabat Turki dalam perundingan bersama Israel yang meminta agar pihaknya bisa memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza tanpa peraturan.

Mereka memanggap permintaan ini dapat disetujui Israel sebagai realisasi dari persyaratan normalisasi dengan Turki yaitu pembebasan blokade atas Gaza.

Seorang koresponden, Barack Raped menyebutkan, para pejabat Turki membantah kalau Tel Aviv telah memberikan persyaratan kepada Hamas di Turki sebagai persyaratan terciptanya rekonsiliasi dengan mereka di Turki. Sementara itu, para pejabat Israel sengaja membocorkan informasi ini ke berbagai media untuk mencari reaksi nyata melaluii opini umum. Selain menampakkan bahwa pemerintah Israel telah memaksa Turki untuk mendeportasi Shalih Arury pemimpin Hamas dari Turki. Padahal Aruri ini telah keluar dari Turki sejak lama.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberi syarat memperbaharui hubungan dengan Israel, selain Israel harus minta maaf pada Turki dan mengganti uang rugi kepada para korban Mavi Marmara, maka Israel harus membebaskan blokade Gaza.

Namun demikian koran ini berpendapat, masalaah blokade Gaza adalah satu point yang masih tergantung dan belum ada titik temu antara kedua belah pihak.

Sumber: Infopalestina.com




sumber sumber

Berita Indonesia : HNW: Jangan Lagi Meributkan Kocok Ulang Pimpinan DPR


Pertemuan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman dengan Presiden Joko Widodo tidak membicarakan soal kocok ulang pimpinan DPR.

Kepastian mengenai hal tersebut disampaikan pentolan PKS Hidayat Nur Wahid saat ditemui di Jakarta (Minggu, 27/12).

HNW meminta polemik kocok ulang pimpinan DPR tak perlu diributkan lagi. Pasalnya, anggota DPR sudah setuju jika tak perlu dilakukan kocok ulang pimpinan pasca mundurnya ketua DPR Setya Novanto.

"Tak ada pembicaraan kocok ulang pimpinan DPR. Apalagi DPR juga tak setuju kan. Karena ada aturan UU MD3, harus dari fraksi yang sama. Kami mendukung Golkar sudah mengajukan Ade Komarudin," kata HNW.

Sumber: RMOL




sumber sumber

Berita Indonesia : Perpustakaan Digital di Masjid Nabawi jadi tempat liburan favorit ABG di Madinah


Perpustakaan Digital di Masjid Nabawi jadi tempat liburan favorit ABG di Madinah

Youths are seen at the Prophet's Mosque's Digital Library on Friday (25/12/2015) in this picture from Arab News reader Muhammad Farhan.

Perpustakaan umum di dalam Masjid Nabawi Madinah merupakan pusat pengetahuan menarik sejumlah besar mahasiswa, peneliti dan peziarah yang ingin meningkatkan pengetahuan mereka tentang berbagai topik Islam.

Perpustakaan ini awalnya didirikan pada tahun 886 Hijriah (1481-1482 M) sebelum terjadi kebakaran yang memusnahkan masjid dan menghancurkan sejumlah besar Qur'an eksemplar dan buku-buku Islam yang berharga.

Pemerintah Saudi memerintahkan untuk membangun kembali perpustakaan pada tahun 1352 Hijrah (1933-1934 M) dan dimodernisasikan sekarang dengan digital library.

Perpustakaan ini terletak di sisi barat teras masjid dengan pintu masuk di dekat Gerbang Nomor 10. Ada ruang baca besar dengan 300 kursi dan perpustakaan digital di dalam fasilitas.

Sumber: Arab News




sumber sumber

Berita Indonesia : [Hadits] Amal Perbuatan Yang Paling Utama Adalah Berbagi Kebahagiaan Kepada Mukmin


[Inspirasi Rabi'ul Awwal]

Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Amal perbuatan yang paling utama adalah berbagi kebahagiaan kepada seorang Mukmin, engkau menutup auratnya, mengenyangkan perutnya, atau menuntaskan kebutuhannya."

(HR Thabrani, Shahih At-Targhib wat Tarhib, 2:480, No. 2090)

Sahal bin Sa'ad As-Sa'idi ra. bertutur bahwa ada seorang perempuan menemui Nabi sambil membawa kain selimut. Dia berkata, "Wahai Rasulullah, sungguh aku merajut sendiri selimut ini agar engkau berkenan mengenakannya."

Rasulullah menerimanya karena beliau sangat membutuhkan. Beliau kemudian keluar menemui kami dengan menggunakan selimut itu. Sungguh, selimut tersebut menjadi kain beliau.

Tiba-tiba datanglah Fulan bin Fulan, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, alangkah bagusnya selimut ini! Sudikah engkau mengenakannya untukku?"

"Ya," jawab beliau. Begitu masuk rumah, beliau segera melepas lalu melipat selimut itu dan memberikannya kepada si Fulan.

Kaum orang ini kemudian menegurnya, "Tindakanmu kurang baik. Nabi mengenakan selimut itu karena sangat membutuhkannya, lalu kamu memintanya? Dan, kamu tahu beliau tidak bisa menolak orang yang meminta."

Orang ini pun berkata, "Demi Allah, aku memintanya bukan untuk dipakai. Aku memintanya sebagai kain kafanku"

Ash-Shalah ra. menuturkan, "Kain selimut itu akhirnya menjadi kain kafan si Fulan" ... (HR Bukhari)

__
*dari fb Taufiq Yuniarto




sumber sumber

Berita Indonesia : Buya Hamka-Soekarno, Ketika Air Tuba Dibalas Air Susu


“Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku.” (Soekarno)

[Penjara] Di sepetak ruang. Di sudut lorong-lorong gelap, berkelok, tak tahu di mana ujungnya. Ruangan itu tak kalah gelap. Hanya cahaya dari balik jendela kecil di atas sana yang lariknya menembus, membelai debu-debu beterbangan, menyapa lembaran kertas yang menumpuk. Lembaran yang begitu rapi. Lembaran yang ia tulis, selama dua tahun empat bulan. Di balik jeruji, di pinggiran Sukabumi. Atas tuduhan makar, kezaliman rezim tiran tak berdasar.

Haji Abdul Malik Karim Amrullah, karib disapa Buya Hamka. Kalam suci Ilahi, dengan tekun, ia ulang hafalannya. Mengeja ayat demi ayat. Merenungkan satu per satu maknanya, hingga khatam, seluruhnya tergenapi. Ada haru membiru. Ada tangis berlapis senyum bahagia, di sana... Allah terasa begitu dekat.

Seperti Ibnu Taimiyyah dulu kala. Berteman secarik kertas, berikut tinta dan pena. Tempat menorehkan tulisan hasil perenunangan. Berjilid-jilid karya keluar dari balik jeruji. Orang-orang berdatangan, meminta fatwa. Dari balik jeruji besi itu, dalam gelap ia menjawab. Jadilah berjilid-jilid Majmu Fatawa di sana. Tak ada rasa takut sama sekali. Bahwa penjara baginya, adalah surga.

Malam harinya diisi dengan berdiri, rukuk, sujud. Sungguh, tak ada yang terpenjara di sana. Jiwanya merdeka. Tak ada yang terkekang di sana. Tangannya lincah menulis pesan penuh makna. Alam pikirnya mengembara, merenungi KemahaanNya.

Atau seperti laiknya sahabat seperjuangan di belahan bumi lain, Mesir, Sayyid Quthb. Rezim tiran tak mampu membungkam alam pikirnya, meski jasad terpenjara. Bertemankan lembaran kertas, juga pena. Lahirlah karya monumental Tafsir Fii Dzilal Al Quran.

Buya Hamka, nyaris serupa. Tafsir Al Quran 30 Juz yang kelak dinamakan Tafsir Al Azhar ia rampungkan, ditemani dinginnya jeruji besi, di masa kepemimpinan Soekarno. Rezim berganti, orde lama berganti rezim yang dinamai orde baru. Tak disangka, Buya Hamka bisa menghirup udara bebas.

Setelah bebas dari penjara, Hamka tak tahu kabar Soekarno, penguasa yang memenjarakannya kala itu. Ingatannya melompat ke masa ke belakang. Saat ia tanpa tedeng aling-aling mengritik pemerintahan yang akan memaksakan penerapan sistem demokrasi terpimpin.

“..Trias Politica sudah kabur di Indonesia….Demokrasi terpimpin adalah totaliterisme…Front Nasional adalah partai Negara…” teriak Hamka menggema di Gedung Konstituante tahun 1959, ketika memajukan Islam sebagai dasar Negara Indonesia dalam sidang perumusan dasar Negara. Tak lama, Konstituante dibubarkan oleh Soekarno. Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), partai tempat berjuang Buya Hamka pun dibubarkan paksa. Para pimpinannya ditangkap, dijebloskan ke balik jeruji.

Perbedaan pandangan politik Hamka yang dikenal Islamis, dengan Soekarno yang seorang sekularis, kian menajam dengan penangkapan dan pemenjaraan rival-rival politiknya. Meski begitu, tak ada sumpah serapah yang keluar dari seorang Buya Hamka kepada sang pemimpin kala itu. Saat dijemput paksa untuk langsung dijebloskan ke penjara tanpa proses pengadilan, Hamka hanya pasrah, bertawakkal kepada Allah Azza wa Jalla.

Pun setelah bebas, tak ada dendam di sana. Tak ada rasa ingin membalas, menuntut, atau melakukan tindakan membela diri. Padahal, ketika itu, buku-buku karangan Buya dilarang beredar oleh pemerintah. Tak ada rasa kesal di sana. Tak ada mengeluh, atau umpatan. Semua ia serahkan kepada Allah, sebaik-baik penolong.

Justru, demikian besar keinginan Hamka untuk bersua Soekarno. Mengucap syukur, karenanya, ia bisa menyelesaikan Tafsir Al Azhar dari balik penjara. Karenanya, ia bisa begitu dekat dengan Allah. Karenanya, jalan hidupnya begitu indah, walau penuh ragam ujian.

Soekarno, dimanakah sekarang ia berada? Tak tahu..Begitu rindu, Hamka ingin bertemu dengannya. Tak ada marah dari seorang Buya. Telah lama..telah lama sekali, kalaupun Soekarno mengucap maaf, telah lama hatinya membuka pintu maaf selebar-lebarnya. Bahkan, ada syukur di sana.

Tapi dimana? Di mana Soekarno sekarang? Ingin sekali Buya bertemu dengannya. Pertanyaannya terjawab, namun bukan jawaban biasa. 16 Juni 1970, Ajudan Soeharto, Mayjen Soeryo datang menemui Hamka di Kebayoran, membawa secarik kertas. Sebuah pesan -bisa dibilang pesan terakhir- dari Soekarno.

Dipandangnya lamat-lamat kertas itu, lalu dibaca pelan-pelan: “Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku.”

Mata begitu bening, seperti halnya kaca membaca tulisan ini. Sebuah pesan, dari seorang mantan pucuk pimpinan negeri. Dimana? Dimana Soekarno sekarang? Begitu rindu ingin bertemu dengannya. Mayjen Soeryo berkata, “Ia..Bapak Soekarno telah wafat di RSPAD. Sekarang jenazahnya telah di bawa ke Wisma Yoso.”

Mata ini semkin berkaca-kaca. Tak sempat..rindu ini berbalas. Hamka hanya dapat bertemu dengan sosok yang jasadnya sudah terbujur kaku. Ingin rasanya, air mata itu mengalir, namun dirinya harus tegar. Ia kecup sang Proklamator, dengan doa, ia mohonkan ampun atas dosa-dosa sang mantan penguasa, dosa orang yang memasukkannya ke penjara.

Kini, di hadapannya, terbujur jasad Soekarno. Sungguh, kematian itu begitu dekat. Dengan takbir, ia mulai memimpin shalat jenazah. Untuk memenuhi keinginan terakhir Soekarno. Mungkin, ini isyarat permohonan maaf Soekarno pada Hamka. Isak tangis haru, terdengar di sekeliling.

Usai Shalat, selesai berdoa, ada yang bertanya pada sang Buya, ”Apa Buya tidak dendam kepada Soekarno yang telah menahan Buya sekian lama di penjara?”

Dengan lembut, sang Buya menjawab, "Hanya Allah yang mengetahui seseorang itu munafik atau tidak. Yang jelas, sampai ajalnya, dia tetap seorang muslim. Kita wajib menyelenggarakan jenazahnya dengan baik. Saya tidak pernah dendam kepada orang yang pernah menyakiti saya. Dendam itu termasuk dosa. Selama dua tahun empat bulan saya ditahan, saya merasa semua itu anugerah dari Allah kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Kitab Tafsir Al Quran 30 Juz. Bila bukan dalam tahanan, tidak mungkin ada waktu saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan itu."

Sungguh, air mata menetes mendengar penjelasan Buya. Begitu luas jiwanya, hingga permasalahan, baginya ialah setitik tinta, yang diteteskan ke luasnya samudera. Tak ada bekas di sana. Tak pernah ada rasa dendam sama sekali. Dengan senyum dan tenang, ia jalani semua lika-liku kehidupan.

__
Sumber: Fb




sumber sumber

Berita Indonesia : Larang Perayaan Tahun Baru, Publik Apresiasi Pemkab Agam


Seperti diberitakan Liputan6.com, pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, melarang perayaan pergantian tahun 2015 ke 2016.

"Kami telah surati semua pengelola objek wisata dan penginapan untuk tidak mengadakan kegiatan selama malam pergantian tahun baru," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Agam Hadi Suryadi, Minggu (27/12/2015).

Langkah tegas pemkab Agam ini mendapat apresiasi dari publik karena dianggap menjaga dan menghindarkan masyarakat dari maksyiat.

"Perayaan tahun baru dilarang, semua obyek wisata ditutup, karena dianggap bertentangan dengan adat dan agama yang dianut warga kabupaten Agam Sumbar yang mayoritas muslim. Pemerintah memang harus mencegah kegiatan apa saja yang bertentangan dengan Islam, dan berpotensi mengantarkan rakyatnya pada perilaku maksiat.." tutur ustadz M Ihsan Abdul Djalil.

Warga di Kabupaten Agam sendiri hingga kini masih memegang erat budaya dan agama Islam yang dianut mayoritas penduduknya. Sehingga sebagian masyarakat di sana menganggap perayaan tahun baru bertentangan dengan adat dan agama.

Dari data dan catatan yang dimiliki Kanwil Kementerian Agama Sumbar, Kabupaten Agam memiliki 1.609 rumah ibadah yang terdiri dari 7 masjid agung, 501 masjid, 403 musala dan 691 langgar.

Belum lagi Agam berada di urutan ketiga terbanyak yang memiliki pondok pesantren, setelah Kabupaten Padang Pariaman dan Tanah Datar. Dengan jumlah 29 pondok pesantren dari 233 pondok pesantren yang tersebar di 19 kabupaten dan kota yang ada di Sumbar.




sumber sumber

Berita Indonesia : Jenderal Endriartono Sutarto: Pemerintah ini makin jauh dari pro rakyat


Kebijakan pemerintahan dibawah Presiden Joko Widodo dinilai berbagai pihak makin jauh dari pro rakyat. Hal ini terutama terlihat dari dicabutnya berbagai subsidi untuk rakyat bahkan sekarang rakyat yang mensubsidi pemerintah.

Salah satu yang mengkritisi pemerintah adalah mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto.

"Pem ini terlihat makin jauh saja dari pro rakyat. Subsidi dicabut. Turunkan harga BBM krn hrg crude turun masih dibebani dng biaya lain2." Demikian tulis Panglima TNI 2002-2006 di jejaring sosial melalui akun twitternya @endrisutarto, Minggu (27/12/2015).

Seperti diberitakan, Pemerintah Indonesia yang sekarang dikuasai oleh Jokowi dan KIH nya kembali melakukan ‘penyesuaian’ harga BBM. Menteri ESDM Sudirman Said mengumumkan harga baru BBM jenis premium dan solar, Rabu, 23 Desember 2015. Harga premium turun Rp 150 rupiah per liter. Yakni dari Rp 7.300 per liter, menjadi Rp 7.150 per liter.

"Itu sudah termasuk pungutan dana untuk ketahanan energi sebesar Rp 200 per liter," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said di kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 23 Desember 2015. "Ini berlaku per 5 Januari 2016," ujarnya. (TEMPO)

Harga BBM yang baru saja ditetapkan oleh pemerintah ini ternyata adalah harga BBM dengan rasio tertinggi terhadap harga minyak dunia. Harga BBM tercatat 236% lebih besar dari harga minyak dunia saat ini.

Harga BBM ini praktis sudah tidak bersubsidi, bahkan rakyat mensubsidi pemerintah sebesar Rp 200 per liter setiap beli BBM, atau sebesar 2,8%... jumlah yang bahkan melebihi besaran zakat 2,5%.

Benarlah tokoh-tokoh nasional sudah gelisah... Pemerintah ini terlihat makin jauh saja dari pro rakyat.




sumber sumber

Berita Indonesia : Ibnul Qayyim: Jangan Pernah Khawatir Dengan Rezeki


Imam Ibnul Qayyim berkata;

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari SATU JALAN, yaitu pusar.

Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya DUA JALAN REZEKI yang lain [yakni dua puting susu ibunya], dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang pertama, itulah rezeki susu murni yang lezat.

Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah membuka EMPAT JALAN REZEKI lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya; yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan = dari hewan dan tumbuhan. Dan dua minuman = dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.

Lalu ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki ini, Namun Allah –Ta’ala- membuka baginya -jika dia hamba yang beruntung- DELAPAN JALAN REZEKI, itulah pintu-pintu surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari mana saja dia kehendaki.

Dan begitulah Allah Ta’ala, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih afdhol dan lebih bermanfaat baginya.

Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin, karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murah, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga.”

(Kitab Al Fawaid, Ibnul Qayyim, hal. 94, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahqiq: Salim bin ‘Ied Al Hilali)

-Muhammad Hafiz Auji-




sumber sumber

Berita Indonesia : Fahri Hamzah: Jangan Pernah Ragu Dengan Kebenaran


1. Di antara manusia...Tidak ada yang bisa menebak masa depan kita apalagi menentukan.

2. Manusia sendiri bingung dengan dirinya dan masa depannya.

3. Yang paling bingung di antara mereka adalah yang kurang pengetahuannya.

4. Itu sebanya membaca (IQRA) adalah tugas pertama yg diberikan kepada manusia.

5. Kita membaca tidak saja supaya kita mengerti... tetapi supaya kita punya keyakinan.

6. Keyakinan inilah nanti yang membuat manusia punya arah... oleh kemantapan hati.

7. Maka siapa yg punya kemantapan hati... mantaplah arah dan langkahnya.

8. Di sana kita kembali pada pertanyaan tentang siapa yg bisa menentukan arah dan masa depan kita..

9. Jawabnya tidak ada... hanya diri kita sendiri...oleh hati kita sendiri..

10. ...Dan Tuhan berbicara kepada setiap hati.

11. Tapi bagaimana kalau orang salah paham kepada kita?

12. Apakah ini bisa menjadi sumber kegelisahan kita?

13. Di tengah zaman yang penuh pencitraan... itu sangat mungkin.

14. Orang-orang tidak saja gelisah karena dimaki.. tapi juga karena dikritik.

15. Tidak saja itu.. banyak yang tersinggung karena diberi saran dan masukan.

16. Lebih berbahaya kalau ini diidap oleh pemerintahan atau eksekutif.

17. Maka efek paling berbahaya dari kegalauan ini adalah orang tidak mau menghadapi kenyataan.

18. Itu perilaku berbahaya jika ada dalam diri pemimpin.

19. Juga tidak boleh ada pada kita.

20. Karena penilaian orang pada kita adalah mutlak.

21. Jika kita mengenal manusia, kita memberikan aksi...melahirkan reaksi.

22. Semakin kuat pengaruh kita kepada orang artinya semakin keras reaksi kita kepada mereka, datangnya reaksi makin kuat.

23. Semakin tinggi pohon semakin keras angin bertiup....kata pepatah.

24. Pemimpin di tempat tinggi maka angin meniupnya paling kencang.

25. Pemimpin juga mengalami salah paham... apa boleh buat.

26. Yang paling penting.. pemimpin harus punya kemantapan jiwa.

27. Pemimpin tidak boleh menunjukkan keraguan dan kegamangan.

28. Maka sebaiknya pemimpin menyandarkan diri pada sumber kemantapan: Kebenaran.

29. Dan kebenaran itu datang dari Tuhan.. Janganlah ragu.

ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ‌ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ

"Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu Termasuk orang-orang yang ragu." (QS Al-Baqarah:147)

30. Sekali lagi jangan pernah ragu...

__
Dihimpun redaksi Piyungan Online dari twit @Fahrihamzah (27/12/2015)




sumber sumber

Berita Indonesia : Natal di Bethlehem Berhias Bekas Granat Israel dan Nama-nama Syuhada Intifada


Di tengah perayaan Natal di Bethlehem tahun 2015 ini, ada pemandangan yang sama sekali tak ada di belahan dunia lain.

Tampilan Natal di Manger Square, dekat lokasi di mana Yesus Kristus dianggap telah lahir, dihiasi dengan macam-macam bekas granat suara dan granat gas air mata pasukan Israel yang menghiasi pohon zaitun kuno berusia 2000 tahun yang tumbang oleh pasukan Israel di desa terdekat dari Beit Jala.

Layar terang-terangan, ditempatkan mencolok antara kerumunan, adalah refleksi dari perayaan Natal yang tenang setelah tiga bulan kekerasan yang telah menewaskan 135 warga Palestina dan 24 warga Israel atau orang asing sejak Oktober awal meletusnya Intifada Al-Quds.

"Kami kembali menanam pohon di dekat Gereja Nativity dan dihiasi dengan bekas granat gas air mata Israel dan granat suara yang digunakan tentara Israel terhadap warga Palestina selama Intifada," Mazen al-Azza, seorang aktivis the Palestinian National Initiative, mengatakan kepada Anadolu Agency.

"Kami hiasi pohon zaitun ini dengan nama-nama para martir (syuhada) kami untuk menyampaikan pesan kepada dunia; bahwa Palestina merayakan Natal dengan darah selama penjajahan Isarel di tanah damai," ujarnya seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency, Jumat (25/12/2015).




sumber sumber

Berita Indonesia : [Kisah Inspiratif] Rasa Syukur dan Terimakasih Murid pada Gurunya


Musyafa Ahmad Rahim

Sekedar ngeshare

MOHON BERSABAR MEMBACANYA SAMPE TUNTAS!!!

Rada panjang sikit

Merinding bacanya...

Kisah inspiratif (dari grup sebelah)
Tentang rasa syukur dan ucapan terima kasih seorang murid kepada gurunya.


-----


Pak Hamid duduk termangu. Dipandanginya benda-benda yang berjajar di depannya dengan masygul. Bertahun-tahun dimilikinya dengan penuh kebanggaan. Dirawat dengan baik hingga selalu bersih dan mengkilap. Jika ada orang yang bertanya, Pak Hamid akan bercerita dengan penuh kebanggaan.

Siapa yang tidak bangga memiliki benda-benda itu? Berbagai plakat penghargaan yang diterimanya selama 35 tahun pengabdiannya sebagai guru di daerah terpencil. Daerah terisolasi yang tidak diminati oleh guru-guru yang lain. Namun Pak Hamid ikhlas menjalaninya, walau dengan gaji yang tersendat dan minimnya fasilitas sekolah. Cinta Pak Hamid pada anak-anak kecil yang bertelanjang kaki dan rela berjalan jauh untuk mencari ilmu, mampu menutup keinginannya untuk pindah ke daerah lain yang lebih nyaman.

Kini masa itu sudah lewat. Masa pengabdiannya usai sudah pada usianya yang keenam puluh.

Meskipun berat hati, Pak Hamid harus meninggalkan desa itu beserta keluarganya. Mereka tinggal di rumah peninggalan mertuanya di pinggir kota. Jauh dari anak didik yang dicintainya, jauh dari jalan tanah, sejuknya udara dan beningnya air yang selama ini menjadi nafas hidupnya.

“Hei, jualan jangan sambil melamun!” teriak pedagang kaos kaki di sebelahnya. Pak Hamid tergagap.

“Tawarkan jualanmu itu pada orang yang lewat. Kalau kamu diam saja, sampek elek ra bakalan payu!” (sampai butut gak akan laku) kata pedagang akik di sebelahnya.

“Jualanmu itu menurutku agak aneh,” ujar pedagang kaos kaki lagi. “Apa ada yang mau beli barang-barang seperti itu? Mungkin kamu mesti berjualan di tempat barang antik. Bukan di kaki lima seperti ini”.

Pak Hamid tak menjawab. Itu pula yang sedang dipikirkannya. Siapa yang tertarik untuk membeli plakat-plakat itu? Bukanlah benda-benda itu tidak ada gunanya bagi orang lain, sekalipun sangat berarti baginya?

“Sebenarnya kenapa sampai kau jual tanda penghargaan itu?” tanya pedagang akik.

“Saya butuh uang.”

“Apa isteri atau anakmu sedang sakit ?”

“Tidak. Anak bungsuku hendak masuk SMU. Saya butuh uang untuk membayar uang pangkalnya.”

“Kenapa tidak ngutang dulu. Siapa tahu ada yang bisa membantumu.”

“Sudah. Sudah kucoba kesana-kemari, namun tak kuperoleh juga.”

“Hei, bukankah kau punya gaji...eh... pensiun maksudku.”

“Habis buat nyicil motor untuk ngojek si sulung dan buat makan sehari-hari.”

Penjual akik terdiam. Mungkin merasa maklum, sesama orang kecil yang mencoba bertahan hidup di kota dengan berjualan di kaki lima.

“Kau yakin jualanmu itu akan laku?”penjual kaos kaki bertanya lagi setelah beberapa saat. Matanya menyiratkan iba.

“Insya Allah. Jika Allah menghendaki aku memperoleh rejeki, maka tak ada yang dapat menghalanginya.”

Siang yang panas. Terik matahari tidak mengurangi hilir mudik orang-orang yang berjalan di kaki lima itu. Beberapa orang berhenti, melihat-lihat akik dan satu dua orang membelinya. Penjual akik begitu bersemangat merayu pembeli. Rejeki tampaknya lebih berpihak pada penjual kaos kaki. Lebih dari dua puluh pasang kaos kaki terjual. Sedangkan jualan Pak Hamid, tak satupun yang meliriknya.

Keringat membasahi tubuh Pak Hamid yang mulai renta dimakan usia. Sekali lagi dipandanginya plakat-plakat itu. Kegetiran membuncah dalam dadanya. Berbagai penghargaan itu ternyata tak menghidupinya. Penghargaan itu hanya sebatas penghargaan sesaat yang kini hanya tinggal sebuah benda tak berharga.

Sebuah ironi yang sangat pedih. Tak terbayangkan sebelumnya. Predikatnya sebagai guru teladan bertahun yang lalu, tak sanggup menghantarkan anaknya memasuki sekolah SMU. Sekolah untuk menghantarkan anaknya menggapai cita-cita, yang dulu selalu dipompakan ke anak-anak didiknya.

Saat kegetiran dan keputusasaan masih meliputinya, Pak Hamid dikejutkan oleh sebuah suara.
“Bapak hendak menjual plakat-plakat ini?” seorang lelaki muda perlente berjongkok sambil mengamati jualan Pak Hamid. Melihat baju yang dikenakannnya dan mobil mewah yang ditumpanginya dengan supirnya, ia sepertinya lelaki berduit yang kaya raya.

Pak Hamid tiba-tiba berharap. “Ya...ya..saya memang menjual plakat-plakat ini,” jawab Pak Hamid gugup.

“Berapa bapak jual setiap satuannya?”

Pak Hamid berfikir, ”Berapa ya? Bodoh benar aku ini. Dari tadi belum terpikirkan olehku harganya.”

“Berapa, Pak?”

“Eee...tiga ratus ribu.”

“Jadi semuanya satu juta lima ratus. Boleh saya beli semuanya?”

Hah?? Dibeli semua, tanpa ditawar lagi! Kenapa tidak kutawarkan dengan harga yang lebih tinggi? Pikir Pak Hamid sedikit menyesal. Tapi ia segera menepis sesalnya. Sudahlah, sudah untung bisa laku.

“Apa bapak punya yang lain. Tanda penghargaan yang lain misalnya ...”

Tanda penghargaan yang lain? Pak Hamid buru-buru mengeluarkan beberapa piagam dari tasnya yang lusuh. Piagam sebagai peserta penataran P4 terbaik, piagam guru matematika terbaik se kabupaten, bahkan piagam sebagai peserta Jambore dan lain-lain piagam yang sebenarnya tidak begitu berarti. Semuanya ada sepuluh buah.

“Bapak kasih harga berapa satu buahnya?”

“Dua ratus ribu.” Hanya itu yang terlintas di kepalanya.

“Baik. Jadi semuanya seharga tiga juta lima ratus ribu. Bapak tunggu sebentar, saya akan ambil uang di bank sana itu.” kata lelaki perlente itu sambil menunjuk sebuah bank yang berdiri megah tak jauh dari situ.

“Ya...ya..saya tunggu,” kata Pak Hamid masih tak percaya.

Menit-menit yang berlalu sungguh menggelisahkan. Benarkah lelaki muda itu hendak membeli plakat-plakat dan berbagai tanda penghargaannya? Atau dia hanya penipu yang menggoda saja? Pak Hamid pasrah.

Tapi nyatanya, lelaki itu kembali juga akhirnya dengan sebuah amplop coklat di tangannya. Pak Hamid menghitung uang dalam amplop, lalu buru-buru membungkus plakat-plakat dan berbagai tanda penghargaan miliknya dengan kantong plastik, seakan-akan takut lelaki muda itu berubah pikiran.

Dipandangnya lelaki muda itu pergi dengan gembira bercampur sedih. Ada yang hilang dari dirinya. Kebanggaan atau mungkin juga harga dirinya.

Pak Hamid kini melipat alas dagangannya dan segera beranjak meninggalkan tempat itu, meninggalkan pedagang akik dan kaos kaki yang terbengong-bengong. Entah apa yang mereka pikirkan. Namun, ia tak sempat berfikir soal mereka, pikirannya sendiri pun masih kurang dapat mempercayai apa yang baru saja terjadi.

“Lebih baik pulang jalan kaki saja. Mungkin sepanjang jalan aku bisa menata perasaanku. Sebaik mungkin. Aku tidak ingin istriku melihatku merasa kehilangan plakat-plakat itu. Aku tidak ingin ia melihatku menyesal telah menjualnya. Karena aku ingin anakku sekolah, aku ingin dia sekolah!” Pak Hamid bertutur panjang dalam hati.

Ia melangkah gontai menuju rumah. Separuh hatinya begitu gembira, akhirnya si bungsu dapat sekolah. Tiga setengah juta cukup untuk membiayai uang pangkal dan beberapa bulan SPP. Namun, separuh bagian hatinya yang lain menangis, kehilangan plakat-plakat itu, yang sekian tahun lamanya selalu menjadi kebanggaannya.

Jarak tiga kilometer dan waktu yang terbuang tak dipedulikannya. Sesampainya di rumah, istrinya menyambutnya dengan wajah khawatir.

“Ada apa, Pak? Apa yang terjadi denganmu? Tadi ada lelaki muda yang mencarimu. Dia memberikan bungkusan ini dan sebuah surat. Aku khawatir sampeyan ada masalah.”

Pak Hamid tertegun. Dilihatnya kantong plastik hitam di tangan istrinya. Sepertinya ia mengenali kantong itu. Dibukanya kantong itu dengan terburu-buru. Dan...plakat- plakat itu, tanda penghargaan itu ada di dalamnya! Semuanya! Tak ada yang berkurang satu bijipun! Apa artinya ini? Apakah lelaki itu berubah pikiran? Mungkin ia bermaksud mengembalikan semuanya. Atau mungkin harga yang diberikannya terlalu mahal.

Batin Pak Hamid bergejolak riuh. Segera dibukanya surat yang diangsurkan istrinya ke tangannya. Sehelai kartu nama terselip di dalam surat pendek itu.

"Pak Hamid yang saya cintai, Saya kembalikan plakat-plakat ini. Plakat-plakat ini bukan hanya berarti untuk Bapak, tapi juga buat kami semua, murid-murid Bapak. Kami bangga menjadi murid Bapak. Terima kasih atas semua jasa Bapak."

Suryo, lulusan tahun 76.

Tak ada kata-kata. Hanya derasnya air mata yang membasahi pipi Pak Hamid.

***

Terima kasih tak terhingga untukmu guru-guruku ustadz-ustadz2 ku (dosen-dosenku) tercinta..., jasamu sungguh tak ternilai bagi kami..... Semoga pahala terus mengalir kepadamu para guruku, ustadku (baik yang msh hidup maupun yang sudah tiada) sampai hari persidangan nanti di padang mahsyar karena engkau telah mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada kami.

Semoga bermanfaat..

____
dari fb ustadz Musyafa Ahmad Rahim



sumber sumber

Berita Indonesia : Cari Calon Suami Yang Sudah Mapan


Dalam suatu acara di aula kantor, motivator bertanya pada cewek-cewek pegawai yang belum menikah:

"Apakah Anda mencari calon suami yang sudah mapan?"

Cewek-cewek menjawab serentak "iyaaaaa."

Lalu motivator menunjuk kearah bapak-bapak pejabat eselon IV yang duduk di deretan kursi paling depan: "Seperti inilah calon-calon suami yang diinginkan cewek-cewek tadi, yang sudah jelas-jelas mapan (dan tua)."

Lalu semua tertawa.

Bapak-bapak tua yang di depan pun mesem-mesem.

***

Yang seperti ini juga terjadi pada para orangtua ketika datang seorang lelaki hendak melamar putrinya.

Pertanyaan yang umum ditanyakan adalah tentang dunia. Padahal dunia ngga lama.

Yang ditanyakan: apa sudah punya pekerjaan tetap?
Padahal yang penting itu bukan "kerja tetap", tapi "tetap bekerja".

Ngga ditanyakan kepada si lelaki, apakah bisa ngaji? Apakah sholat 5 waktu? Apakah bisa berdoa?
Nah lho. Jangan-jangan ngga bisa berdoa?
Bagaimana dia akan mendoakan anak istrinya kalo berdoa aja ngga bisa?

#SebuahRenungan

(Ardian Candra)




sumber sumber

Berita Indonesia : Kisah Cinta Buya Hamka


Oleh Cahyadi Takariawan

Ada banyak kisah cinta yang menginspirasi kita semua. Salah satunya kisah seorang ulama besar di Indonesia, Buya Hamka.

Putra beliau, Irfan Hamka, menuturkan kondisi Buya sepeninggal istrinya:

"Setelah aku perhatikan bagaimana Ayah mengatasi duka lara sepeninggal Ummi, baru aku mulai bisa menyimak. Bila sedang sendiri, Ayah selalu kudengar bersenandung dengan suara yang hampir tidak terdengar...."

"...Menyenandungkan ‘kaba’. Jika tidak Ayah menghabiskan 5 – 6 jam hanya untuk membaca Al Qur-an”.

Demikian kuat Ayah membaca Al Quran, suatu kali pernah aku tanyakan:

“Ayah, kuat sekali Ayah membaca Al Qur-an?” tanyaku kepada ayah.

“Kau tahu, Irfan. Ayah dan Ummi telah berpuluh-puluh tahun lamanya hidup bersama. Tidak mudah bagi Ayah melupakan kebaikan Ummi...."

"... Itulah sebabnya bila datang ingatan Ayah terhadap Ummi, Ayah mengenangnya dengan bersenandung. Namun, bila ingatan Ayah kepada Ummi itu muncul begitu kuat, Ayah lalu segera mengambil air wudhu...."

"... Ayah shalat Taubat dua rakaat. Kemudian Ayah mengaji. Ayah berupaya mengalihkannya dan memusatkan pikiran dan kecintaan Ayah semata-mata kepada Allah,” jawab Ayah.

“Mengapa Ayah sampai harus melakukan shalat Taubat?” tanyaku lagi.

“Ayah takut, kecintaan Ayah kepada Ummi melebihi kecintaan Ayah kepada Allah. Itulah mengapa Ayah shalat Taubat terlebih dahulu,” jawab Ayah.


Foto: Buya Hamka dan istrinya (Siti Raham binti Endah Sutan)




sumber sumber

Berita Indonesia : Fahri: Kalau Jokowi-JK Tak Dukung Pansus Freeport, Publik Akan Curiga


Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah terus berupaya mendorong pembentukan panitia khusus (pansus) untuk menyelidiki kasus PT Freeport Indonesia (PTFI). Politikus PKS itu tak hanya mengarapkan dukungan fraksi-fraksi di DPR, tapi juga Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Fahri mengatakan, ide tentang pembentukan Pansus Freeport itu sejalan dengan harapan masyarakat. Sebab, lokasi pertambangan di Timika, Papua yang dikini dikeruk PTFI punya efek sosial, ekonomi dan politik signifikan.

“Makanya DPR harus mau mendengar tuntutan masyarakat untuk benar-benar menginvestigasi masalah Freeport melalui pansus,” ujar Fahri di Jakarta, Kamis (24/12).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menambahkan, melihat pentingnya masalah Freeport, maka sudah semestinya Presiden Jokowi dan Wapres JK memberi support atas usul pembentukan pansus di DPR. Sebab, ada berbagai hal yang mesti diungkap dengan keberadaan Freeport selama ini.

“Presiden dan wapres justru harus mendukung. Jika presiden dan wapres tidak mendukung investigasi yang dilakukan DPR melalui pansus angket, maka justru akan bisa mendatangkan kecurigaan publik,” ujar Fahri.

Ia mengingatkan, akhir-akhir ini nama Jokowi dan JK mulai terseret-seret dalam persoalan PTFI. Jokowi misalnya, ikut disebut dalam kasus ‘Papa Minta Saham’ yang membuat Setya Novanto terpental dari posisi ketua DPR.

Sedangkan JK malah jadi sasaran kritik yang tak kalah keras. Sebab, kerabat dekatnya, Aksa Mahmud dan Erwin Aksa bertemu dengan bos besar Freeport McMoran, James R MOffett alias Jim Bob.

“Karena nama presiden dan wapres mulai banyak beredar seolah-olah terlibat dalam proses perpanjangan izin Freeport, untuk menghindari fitnah maka jalan terbaiknya adalah mendukung diadakannya penyelidikan oleh panitia angket. Sehingga nama presiden dan wapres bisa dibersihkan,” tegasnya.(ara/JPG)

Sumber: Jawa Pos




sumber sumber

Berita Indonesia : Budaya Ksatria "Mundur diri" VS Budaya Tak Tau Diri "Aku rapopo"


Kemacetan panjang selama libur Natal beberapa hari ini (Sabtu, 26/12/2015) akhirnya memakan korban. Dirjen Perhubungan Darat hari ini menyatakan mengundurkan diri karena merasa gagal mengantisipasi situasi.

Mengundurkan diri adalah sikap kesatria para pemimpin yang sudah biasa di Jepang dan negara maju lainnya di Eropa dan Amerika. Tetapi di Indonesia belum menjadi budaya.

Awal bulan lalu Dirjen Pajak juga mengundurkan diri karena merasa gagal mencapai target perolehan pajak. Berarti sudah dua pejabat sekelas dirjen yang mundur karena merasa gagal menjalankan tugasnya.

Mengundurkan diri bukanlah tindakan memalukan. Mengundurkan diri merupakan keputusan biasa sebagai konsekuensi atas ketidakberhasilan menjalankan tugas.

Saya secara pribadi memberikan penghargaan yang tinggi kepada para pejabat yang mengundurkan diri karena merasa bersalah. Mengundurkan diri tanpa dipaksa-paksa siapa pun.

Sayangnya tidak banyak pejabat yang mau menyadari kekurangannya. Sudah jelas APBN jebol, sudah jelas utang luar negeri membengkak, sudah jelas pengangguran bertambah, sudah jelas kebijakannya banyak yang melanggar UU, masih saja cengengesan sambil berkata "Aku rapopo."

Belajarlah pada para dirjen yang secara kesatria mengakui ketidakberhasilannya menjalankan tugas dengan cara mengundurkan diri.

(Joko Intarto)

*Sumber: fb



sumber sumber

Berita Indonesia : Tahukah Anda? "SEDEKAH BBM" Untuk Pemerintah Lebih Besar Dari ZAKAT 2,5%


Kalau mengikuti logika dan kampanye pemerintah terkait subsidi BBM, sebenarnya Premium itu adalah "BBM-nya para mustahiq (baca: penerima zakat)".

Anehnya, para mustahiq itu kini justru dipaksa menjadi muzakki (baca: pemberi zakat) lewat penarikan pungutan yang besarnya mencapai 2,8 persen dari harga tiap liter Premium yang mereka konsumsi untuk apa yang disebut oleh Menteri ESDM sebagai dana ketahanan energi. (Harga Premium Rp 7.150, pungutan Rp 200)

Besaran pungutan itu bahkan lebih besar dari zakat. Benar-benar inkonsistensi logika yang vulgar.

Reshuffle memang semakin dekat. Dan sejumlah orang tengah kelabakan ingin tampil bak pahlawan hanya untuk menyelamatkan kursinya, meskipun itu harus menempuh jalan menggelikan semacam kebijakan Menteri Sudirman ini.

(Tarli Nugroho)




sumber sumber

Berita Indonesia : Kisah Nyata Habib Rizieq Kecil Saat Sekolah di Sekolahan Kristen


[KISAH NYATA]

Ada seorang anak yang beragama Islam, setelah lulus SD ia di sarankan oleh Ibunda tercintanya untuk masuk di sekolah SMP BETHEL KRISTEN.

Sang anak bertanya kepada Ibunda tercintanya: "Ibu, apa Ibu tidak khawatir kepada saya?"

Sang Ibu menjawab: "Kenapa ibu harus khawatir? Bukankah engkau kalau pulang sekolah belajar mengaji dan hadir di Majleis Ilmu?"

Singkat cerita, anak tersebut masuklah di sekolah SMP BETHEL KRISTEN yang jaraknya kurang lebih 100 meter dari rumahnya.

Ketika aktifitas belajar berlangsung, dimana hanya anak tersebut yang beragama Islam, masuklah sang Guru ke dalam kelas untuk mengajar.

Entah pelajaran apa, Guru tersebut iseng kepada anak tersebut, karena ia sendiri yang beragama Islam.

Guru berkata: "Saya bingung dengan agama yang melarang makan daging Babi, bukankah Babi ciptaan Tuhan?"

Suasana menjadi henig. Sedangkan mata sang Guru melirik ke anak yang beragama Islam tersebut.

Sang anak tersebut pun merasa dirinya tersendir, akhirnya ia menjawab pertanyaan Gurunya.

Murid muslim: "Iya Bu, saya juga heran"

Guru: "Kamu aja heran, apa lagi saya"

Murid muslim: "Iya bu, saya heran bukan karena daging Babi, tetapi karena IBLIS"

Guru: "Loh, kenapa karna Iblis?"

Murid muslim: "Begini Bu, kenapa semua manusia memusuhi Iblis, bukankah Iblis ciptaan Tuhan juga?"

Guru: "Ya karena Tuhan ingin menguji kita"

Murid muslim: "Nah, sama Bu, Tuhan juga melarang kita makan daging Babi karena ingin menguji kita, taat atau tidak kepada-Nya."

Sang Guru dan murid-murid yang lainpun terdiam. Dengan kejadian itu teman temanya mengakui kejeniusan Anak Muslim tersebut, bahkan berkat dirinya teman dan Guru masuk agama Islam.

Anak tersebut kini menjadi Imam Besar Front Pembela Islam yang memiliki cabang organisasi dari Sabang sampai Maurauke.

Dan anak tersebut kini menjadi MUFTI/AHLI FATWA SULU (Malaysia).

Beliau adalah Adda'i Ilallah Al 'Allamah Al Mujahid. DR. Al Habib MUHAMMAD RIZIEQ BIN HUSEIN BIN MUHAMMAD SHIHAB Lc, MA, DPMSS -Hafizhahullah-.

*Sumber: fb




sumber sumber