Berita Indonesia : Evan Dimas ke Barcelona, Sang Ibu Pikir Guyonan


Ibu kandung Evan Dimas Darmono, Ana, mengaku tidak percaya kalau putra sulungnya akan berangkat ke Barcelona. Bahkan, dia sempat mengira kalau apa yang diucapkan mantan kapten Timnas Indonesia U-19 tersebut hanya sebuah gurauan atau guyonan.

"Ya tiba-tiba dia bilang, Bu apa boleh saya berangkat ke Barcelona? Ya saya pikir itu hanya guyonan saja," kata Ana kepada Liputan6.com di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (29/7/2015).

Evan memang dikabarkan akan terbang ke Barcelona pada Agustus nanti. Ia bakal menjalani trial bersama klub Divisi II Spanyol. Diduga, pemain Persebaya Surabaya ini akan berlatih dengan Barcelona B. Namun hingga kini, Evan belum mengetahui klub apa yang akan dituju.

"Sebagai orangtua, ya mendungkung. Nggak apa-apa. Kariernya masih panjang. Lagian mumpung punya kesempatan. Kami orangtua hanya memberikan doa saja," ucap Ana.

Namun, dia berpesan kepada Evan agar juga memperhatikan pendidikannya. Sebab, karier dan pendidikan sama-sama penting untuk diraih secara maksimal.

Ana juga menceritakan jika sebelumnya Evan pernah ke Barcelona sekitar 2012 lalu. Evan terpilih sebagai wakil Indonesia dalam ajang pencarian bakat bertajuk The Chance yang disponori salah satu apparel.

Ia kemudian terbang ke Barcelona setelah menyisihkan ratusan ribu pemain muda lainnya di Indonesia. Di Barcelona, Evan mendapat pelatihan dan arahan langsung dari eks pelatih Barcelona, Pep Guardiola.

"Dulu juga pernah ke sana (Barcelona) berangkat sendiri. Jangan lupa karier dan pendidikan harus diutamakan, bagimanapun caranya," tandas Ana.


Sementara itu, Evan mengaku ‎tidak ada persiapan apapun untuk berangkat ke Barcelona. Bahkan, pemain kelahiran 13 Maret 1995 ini hanya menyiapkan doa saja agar sukses ditempat barunya itu. "Tidak ada persiapan apa-apa. Hanya berdoa saja, yang lain menyesuaikan ketika ada di sana," ujarnya. (Bog/Ary)

Sumber: http://ift.tt/1VNaiR5




sumber sumber

Berita Indonesia : Syamsul Falah Berharap Rumah Sakit Beri Pelayanan Terbaik Bagi Korban Ledakan PT Gunung Garuda

PASBERITA.com - Keselamatan kerja karyawan adalah prioritas utama dalam bekerja. Hal itu disampaikan Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bekasi, Syamsul Falah saat menjenguk korban ledakan tungku peleburan besi PT Gunung Garuda di Rumah Sakit Bhakti Husada, Cikarang, Kabupaten Bekasi.

"Saya ikut bersimpati dan berempati terhadap musibah kecelakan kerja ini, dan berharap pihak Rumah Sakit memberikan pelayanan terbaik untuk para korban," tutur Syamsul Falah di sela-sela perbincangan kepada keluarga korban, Rabu (29/07) sore.

Lebih jauh Syamsul Falah akan mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bekasi, agar ikut mengawasi dalam proses pembiayan dan perawatan korban.

Sebelumnya, salah seorang karyawan dari PT. Gunung Garuda, Jumadi mengatakan kejadian berlangsung pada hari Selasa tanggal 27 Juli 2015 pada pukul 11.00 wib. Lokasi pabrik peleburan besi/baja itu terletak di Jl Warung Bongkok, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.

"Awalnya karyawan sedang melakukan pembakaran sebanyak 50 ton kemudian di tambahkan lagi sebanyak 50 ton besi scrap pada saat pembakaran kedua tungku pembakaran meledak sehingga menimbulkan percikan api dan melukai korban," ungkap Jumadi.

Jumadi menjelaskan, adapun yang korban luka bakar ada lima orang, antara lain; Aji luka bakar serius 70 % di bawa ke Rumah Sakit Purwakarta, Agung luka bakar 50% di rawat di RS Bhakti Husada, Komar luka bakar biasa di rawat di RS Bhakti Husada, Sunawan luka bakar biasa di rawat RS. Bhakti Husada dan Nasim luka bakar di rawat di RS. Bhakti husada.

Selain Ketua FPKS Kabupaten Bekasi, Syamsul Falah hadir pula anggota FPKS komisi C, Zaenal Muttaqen dan anggota FPKS Komisi D, Fatmah Hanum. (*)





 

sumber Sumber

Berita Indonesia : Haji Lulung: Inilah Akhir Cerita Panjang yang Dipertontonkan Ahok


Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana mengatakan, proses penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan alat uninteruptible power supply (UPS) sudah hampir memasuki babak akhir. Hal ini ditandai dengan dipanggilnya Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama sebagai saksi hari ini di Bareskrim Polri.

"Makanya, ini adalah akhir cerita panjang yang dipertontonkan oleh masyarakat, Pak Ahok harus bertanggung jawab," ujar Lulung di Gedung DPRD DKI, Rabu (29/7/2015).

Lulung mengingatkan mengenai awal kasus ini yang bergulir sejak Ahok (sapaan Basuki) melapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebelum akhirnya kasus tersebut dilimpahkan ke Bareskrim. Sejak awal, Lulung mengetahui bahwa Ahok akan diperiksa Bareskrim.

Menurut dia, semua akan terungkap ketika itu terjadi. Semua itu hanya menunggu waktu.

Dia mengingat ketika pertama kali dia dipanggil oleh Bareskrim untuk dimintai keterangan. Ketika itu, kata Lulung, semua perhatian masyarakat tertuju kepadanya.

Masyarakat sangat heboh ketika dia datang ke Bareskrim. Dia pun menyatakan kebingungannya ketika hal yang sama tidak terjadi saat anggota DPRD yang lain dipanggil Bareskrim dan menjadi saksi dalam kasus ini.

Begitu pun sampai akhirnya kini Ahok mendapat giliran dipanggil. Kini, menurut dia, segala tudingan serta fitnah yang dia terima ketika menjadi saksi dalam kasus ini akan terjawab sebentar lagi.

"Ayo loh, Pak Ahok mau lari ke mana lagi? Kan begitu kira-kira," ujar Lulung.

"Saya sih rasional saja cara berpikirnya. Kemarin itu, kewajiban polisi minta keterangan saya dan saya harus hadir. Saya rasional saja, tapi berita kan mau yang heboh. Saya pikir kan kita memang butuh waktu. Waktu yang menjawab semua," ujar dia.

Sumber: http://ift.tt/1gmcHlF




sumber sumber

Berita Indonesia : GIDI Sudah Penuhi Kreteria Organisasi Teroris Versi BNPT


Koordinator Indonesia Crime Analyst Forum (ICAF) yang juga pengamat terorisme, Mustofa B Nahrawardaya menyatakan bahwa Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) telah memenuhi semua kritera organisasi teroris dan tindakan terorisme yang dibuat oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Menurut Mustofa, setidaknya ada lima unsur organisasi yang layak disebut memenuhi tindakan terorisme versi BNTP.

“Ada ideologi yang mendorong pelaku untuk melakukan aksi teror dan. Ada efek berantai berupa kekacauan massal dan ketakutan meluas akibat aksi terror para pelaku,” demikian ujarnya dalam rilisnya.

Ketiga, ada jaringan luas yang terorganisir bagi bara pelaku aksi teror.

Keempat, ada pendanaan teror yang didapat atau dikeluarkan para pelaku dalam aksi terornya.

Kelima, ada penghinaan Negara yang dilakukan oleh para pelaku aksi teror.

Karenanya, ICAF mengusulkan agar GIDI segera dibubarkan dan dimasukkan dalam daftar terorisme internasional, serta rekening banknya dibekukan dan asetnya disita, sedang pimpinannya harus ditangkap.

Sumber: Hidayatullah.com




sumber sumber