Berita Indonesia : Luhut 'Ngancam' Aksi Buruh: Saya dalam Posisi Menko Polhukam


Sekitar 50 ribu buruh bakal turun ke jalan dan berunjuk rasa di depan Istana Negara, hari ini, Selasa, 1 September 2015.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Luhut Binsar Pandjaitan, telah mengadakan pertemuan secara khusus dengan Kapolri, Jenderal Pol Badrodin Haiti, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian, dan Pandam Jaya, Letjen TNI Agus Sutomo, dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Hanief Dakiri.

Luhut menegaskan, aparat keamanan tidak akan menoleransi apabila ada oknum-oknum buruh yang melakukan keonaran, melanggar hukum, dan bertindak di luar kepatutan. Terlebih, dengan kondisi ekonomi yang masih rentan seperti saat ini.

"Siapa pun dia, akan kami tindak tegas. Saya dalam posisi sebagai Menko Polhukam, menggarisbawahi hal ini," ujar pensiunan Jenderal TNI AD tersebut seusai pertemuan yang digelar di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (31/8), lansir ROL.

Menurut Luhut, pemerintah akan menghormati setiap hak demokrasi yang dimiliki warga negara, termasuk dari para buruh. Luhut mengakui, Menakertrans dan Kementerian Kesehatan, khususnya yang mengurus Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, sudah mencoba mengakomodasi keinginan para buruh tersebut.

Namun, memang ada beberapa hal yang diatur perundang-undangan, yang belum bisa diakomodasi sepenuhnya. "Pada dasarnya, pemerintah ingin buruhnya tambah sejahtera. Tapi ada proses yang harus dihadapi. Apalagi dengan kondisi ekonomi seperti ini," kata Luhut.

Hal senada diungkapkan Kapolri. Pihaknya akan menindak tegas jika ada pelanggaran hukum selama proses unjuk rasa tersebut. Selain itu, Badrodin mengimbau aksi unjuk rasa bisa dilakukan dengan damai tanpa adanya upaya pelanggaran hukum.

"Rekan-rekan buruh agar tidak melakukan sweeping, kekerasan, menutup jalan, atau menduduki tempat-tempat tertentu," ujar Kapolri di Kantor Kemenko Polhukam.

Dalam melakukan pengamanan aksi buruh, Kapolri menyebutkan, setidaknya akan menurunkan 11 ribu personel Kepolisian. Jumlah ini di luar dari pasukan cadangan dan bantuan dari Kodam Jaya/ Jayakarta. Badrodin menyebut, pihaknya memprediksi paling tidak unjuk rasa buruh yang digelar besok hari akan melibatkan sekitar 52 ribu buruh.

Sedangkan untuk pengamanan dari unsur TNI, Pangdam Jaya Letjen TNI Agus Sutomo menyebutkan, pihaknya akan menyediakan sekitar 17 Satuan Setingkat Kompi (SSK). Dalam satu SSK setidaknya berjumlah sekitar 100 personel. Pasukan TNI ini, lanjut Agus, sifatnya hanya perbantuan terhadap Kepolisian.

"Tiga SSK melekat di Monas sejak pagi. Intinya, Makodam Jaya akan melakukan backup kepada Polda Metro Jaya," ujar Agus di Kantor Kemenko Polhukam.

Tidak hanya itu, pasukan TNI, kata Agus, akan disiagakan di sentra-sentra ekonomi masyarakat, mulai dari pasar hingga pusat perbelanjaan modern.


Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)/Dewan Presidium GBI, Said Iqbal, dalam siaran persnya menyatakan ribuan buruh akan kepung Istana. Hal ini terkait makin banyaknya ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terus menjadi mimpi buruk bagi para buruh. Bukan tanpa sebab, ancaman PHK besar-besaran ini terjadi di tengah menurunnya daya beli buruh dan ambruknya rupiah dan menguatnya nilai dolar Amerika Serikat (AS).

Said Iqbal mengatakan situasi ini semakin membuat buruh Indonesia terjerembab ke dalam penderitaan yang tanpa batas. Nasib buruh pun makin kian tak menentu.

Oleh karena itu, demi menyelamatkan nasib buruh Indonesia dan rakyat kecil, KSPI dan elemen buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Indonesia (GBI) akan mendesak pemerintah dengan melakukan langkah konkret melalui aksi nasional.

Kegiatan itu akan dilakukan di 20 provinsi dan akan dipusatkan di depan Istana Negara dengan jumlah massa sebanyak 50 ribu buruh se-Jabodetabek pada Selasa 1 September 2015.

Baca: Kepung Istana, Ini 8 Tuntutan Buruh




sumber sumber

Berita Indonesia : Bon Jovi, Boycott Israel!


Sebuah kelompok Pro Palestina telah membuat petisi online yang mendesak Bon Jovi untuk "mempertimbangkan kembali konser di Negara apartheid Israel," yang dijadwalkan 3 Oktober 2015 di Tel Aviv.

Kelompok Pro Palestina yang tergabung dalam gerakan "PACBI The Palestinian Campaign for the Academic and Cultural Boycott of Israel" (Kampanye Palestina untuk Boikot Akademik dan Budaya terhadap Israel) membuat petisi melalui situs change.org. Mereka menyatakan bahwa konser Bon Jovi telah digunakan untuk mengalihkan perhatian terhadap kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel.

"World renowned band, Bon Jovi, is scheduled to perform in Israel on October 3rd. We ask the members of the band, Jon Bon Jovi, David Bryan, and Tico Torres, to reconsider their concert in apartheid Israel, until Israel complies with international law and respects the rights of the indigenous Palestinian people." Tulis petisi yang sampai saat ini sudah memiliki 2.918 tanda tangan.

Ini bukan pertama kalinya sebuah organisasi Pro Palestina telah meminta artis internasional untuk memboikot Israel.

Pada bulan Mei, vokalis hip-hop Amerika Lauryn Hill membatalkan konsernya yang dijadwalkan di Rishon Lezion setelah anggota BDS (Boycott, Divestment and Sanctions) melalui media sosial meyakinkan Hill untuk tidak melakukan konser. Mereka membuat sebuah petisi online, sebuah hashtag #KillingMeSoftly, meme menggambarkan gambar Lauryn Hill dengan kata-kata "Hey Lauren You’re #KillingMeSoftly," serta video dari aktivis pro-Palestina menyanyikan versi mereka dari lagu hit.

Dalam beberapa tahun terakhir, musisi seperti Sinead O'Connor, Talib Kweli dan, baru-baru ini, Sonic Youth Thurston Moore telah hadir dengan tekanan dari organisasi pro-Palestina untuk memboikot Israel.

Awal tahun ini, sekitar 700 artis Inggris berjanji untuk memboikot Israel dalam sebuah inisiatif yang disebut "Artists for Palestine". Para artis dan musisi yang mencakup Roger Waters (eks vokalis Pink Floyd), Brian Eno, Mike Leigh, Ken Loach, Richard Ashcroft, dan lain-lain, berjanji bahwa mereka "tidak akan terlibat dalam hubungan budaya dengan Israel." (@maspiyungan)




sumber sumber

Berita Indonesia : Kasus Sumber Waras Ahok, Ada Tokoh Istana Terlibat

Jan Darmadi (kiri) seusai dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Senin (19/1/2015). (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Ahok Dilaporkan ke KPK Soal RS Sumber Waras

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus jual beli tanah Rumah Sakit (RS) Sumber Waras. Ahok dituding menyebabkan kerugian negara ratusan miliar.

"Ada indikasi penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta. Ada kemungkinan mark up dan korupsi dalam kasus tanah RS Sumber Waras," kata pengamat Politik DKI Jakarta Amir Hamzah di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (30/8).

Amir mengklaim tudingannya berdasar hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tahun 2014. Amir pun meminta komisi antirasuah menindaklanjuti hasil audit tersebut.

(Sumber: http://ift.tt/1LP7DU8)

SUMBER WARAS-GATE: Ada Tokoh Istana Terlibat

Jan Darmadi menjabat Ketua Majelis Tinggi Partai Nasdem
Selain sosok berpengaruh seperti Kartini Muljadi, ternyata ada tokoh besar lain yang terlibat dalam kasus pembelian tanah 3,64 ha lahan RS Sumber Waras oleh Pemprov DKI Jakarta, yang menurut audit Badan Pemeriksa Keuangan terindikasi merugikan negara Rp191,33 miliar.

Penelusuran Bisnis.com sampai pada kesimpulan bahwa tokoh tersebut adalah Jan Darmadi (alias Jauw Fok Joe), anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2015-2019. Presiden Joko Widodo melantik Jan bersama 8 anggota lain lembaga tersebut pada 19 Januari 2015.

Jan terlibat dalam kasus pembelian tanah itu karena saat transaksi terjadi, Jan adalah Ketua Umum Yayasan Kesehatan Sumber Waras. Bersama Kartini yang duduk sebagai ketua yayasan, Jan meneken surat penawaran tanah yang disampaikan ke Gubernur DKI Jakarta Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama.

Surat yang diteken duet Jan dan Kartini itu disampaikan ke Ahok 7 Juli 2014, dengan tawaran harga Rp755,69 miliar. Tanpa pengecekan ke lapangan, esoknya pada 8 Juli, Ahok langsung memerintahkan Kepala Bappeda DKI untuk menganggarkan pembelian tanah itu dalam APBD-P DKI 2014.

Belum ada pernyataan dari Jan atas situasi ini. Belum pula ada komentar dari Yayasan Kesehatan Sumber Waras, termasuk apakah hingga kini Jan masih tercatat sebagai ketua umum yayasan itu, mengingat UU No.19/2006 tentang Wantimpres melarang rangkap jabatan sebagai pimpinan yayasan.

Di sisi lain, tak ada informasi sedikit pun tentang struktur dan pengurus yayasan di situs web RS Sumber Waras. Yayasan itu sendiri juga tidak memiliki situs web yang dapat dibuka publik. Audit BPK juga tidak menyebutkan dengan terang keterlibatan Jan dalam kasus pembelian tanah tersebut.

Dalam catatan Bisnis, Jan alias Apiang Jinggo dikenal sebagai salah seorang sesepuh warga keturunan Tionghoa di Jakarta. Maklum, Jan adalah prototipe warga keturunan Tionghoa yang sukses meramu keberhasilannya di dua bidang sekaligus, baik ekonomi maupun politik.

Jan adalah pendiri salah satu penguasa kawasan elit Mega Kuningan Jakarta, PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. Oom Jan—demikian sebagian orang menyapanya—juga punya portofolio sendiri, termasuk bisnis judi di Petax 9, Copacabana Jakarta Theater, dan Lofte Fair Hailai pada era 70-an.

Laiknya pengusaha besar lain, Jan cenderung mendekat pada kekuasaan. Pada era tersebut, Jan dikenal dekat dengan Gubernur Jakarta Ali Sadikin. Pada 80-an, Jan juga merapat ke Pangkopkamtib Laksamana Soedomo, salah seorang tokoh yang dikenal sebagai orang dekat Presiden Soeharto.

Situs Wikipedia menyebut, bersama Soedomo, Jan memimpin pelaksaan Porkas dan SDSB, program penggalangan dana berhadiah dari pemerintah untuk membiayai olahraga. Program ini disetop pada 90-an setelah muncul demonstrasi mahasiswa, karena dinilai merusak moral dan ekonomi warga.

Pada 2013, Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh mendapuk Jan untuk menduduki posisi ketua majelis tinggi partai. Kini, karena ada ketentuan UU No.19/2006, posisi Jan digantikan oleh Maxi Gunawan. Namun, media sempat mencatat Jan masih menghadiri sejumlah acara partai.

Roso Daras, peneliti Garuda Institute—lembaga yang pertama kali mendesakkan kasus pembelian tanah RS Sumber Waras ini ke publik—hanya tertawa saat dikonfirmasi soal ini. “Biar masyarakat yang menilai mas.  Mari kita lihat apakah KPK, DPRD DKI, berani memanggil Jan dan Kartini,” ujarnya.

Kartini sendiri beberapa tahun lalu tersangkut kasus suap pajak bersama Bahasyim. Kartini, yang saat itu dikenal sebagai pendukung Presiden SBY, mengaku diperas. Sebaliknya, Bahasyim mengaku disuap. Dalam sidang, jaksa hanya menghadirkan Bahasyim—yang akhirnya divonis 10 tahun.

Kartini adalah pendiri Grup Tempo, salah satu raksasa farmasi di Tanah Air. Posisi ini membuat Kartini, yang juga memiliki kantor hukum terkemuka di Ibu Kota, ditahbiskan Forbes bertahun-tahun sebagai perempuan—sekaligus pengacara—terkaya di Indonesia dengan kekayaan US$1,1 miliar (2014).

Sumber: http://ift.tt/1Ixmtac

***

PKS Mempertanyakan Pengangkatan Jan Darmadi

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Alhabsyi, menyebut tak menyangka Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Jan Darmadi sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Padahal, Jan diisukan memiliki rekam jejak yang kurang bagus. "Terus terang saya sangat terkejut mendengar Jokowi mengangkat bos judi sebagai anggota Wantimpres," kata Aboe Bakar, Selasa, 20 Januari 2015.

Menurut anggota Komisi III DPR itu, Watimpres adalah jabatan terhormat yang bertugas memberikan pertimbangan strategis bagi presiden. "Oleh karenanya, harus dicari orang-orang arif dan cendekia dengan kepakaran tertentu," katanya.

Aboe menilai masih banyak orang yang bisa mengemban jabatan itu. Dia tidak yakin sudah tidak ada lagi orang lain yang lebih pantas dipilih, dari total 250 juta penduduk di Indonesia. "Saya rasa banyak pakar dan cendekiawan yang lebih layak," ucapnya.

Dia mengingatkan bahwa masyarakat akan bertanya, apa dasar pengangkatan Jan Darmadi menjadi penasihatnya. "Atas dasar balas budi, atau memang presiden berencana mengembangkan perjudian di republik ini?" kata Aboe.

Sumber: http://ift.tt/1sVP7Rp




sumber sumber

Berita Indonesia : Fahri Hamzah: Kasus SDA dan Kelakuan KPK di PILPRES


[1] Suryadharma Ali disidang hari Senin (31 Agustus 2015)

[2] SDA dituntut dengan penyelewengan DOM (Dana Operasional Menteri)

Jaksa: Suryadharma Ali Korupsi DOM Rp 1,8 M untuk Liburan, Berobat dan ke Luar Negeri

Suryadharma Ali memanfaatkan Dana Operasional Menteri (DOM) untuk kepentingan yang tidak ada kaitannya dengan pelaksanaan tugas sebagai Menteri Agama. DOM disalahgunakan Suryadharma untuk kepentingan pribadi, keluarga, termasuk kerabatnya.

"Pengeluaran DOM sejumlah Rp 1.821.698.840 untuk kepentingan terdakwa, tidak sesuai dengan asas dan tujuan penggunaan DOM," ujar Jaksa Penuntut Umum pada KPK membacakan surat dakwaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Senin (31/8/2015).

Sebagai Menag periode 2009-2014, Suryadharma mendapatkan DOM yang bersumber dari APBN untuk menunjang kegiatan terkait pelaksanaan tugas sejumlah Rp 100 juta per bulan.

http://ift.tt/1N5JSat

[3] KELAKUAN KPK

"Suryadarma Ali mulai disidang Hari ini. Tapi jadi tsK saat kampanye Pilpres. #KelakuanKPK" komentar Fahri Hamzah di akun twitternya.

"DOM Dana Operasional Menteri (100 jt/Bln). Dulu katanya mafia haji..." lanjut Fahri

Fahri kemudian mengutip pemberitaan media (KOMPAS) saat SDA dulu ditetapkan sebagai tersangka yang diumumkan KPK melalui SMS timingnya pas saat Pilpres.

"...SDA dkk sebagai tersangka," kata Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas melalui pesan singkat, Kamis (22/5/2014).

http://ift.tt/1N5JUiT

[4] Saat itu (saat Pilpres) KPK juga terlihat sangat bernafsu untuk memblow up sedemikian rupa kasus SDA (yang merupakan kubu Prabowo).

Samad: KPK Konsentrasi Bongkar Korupsi Haji
Rabu, 28 Mei 2014 − 05:36 WIB

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tetap konsentrasi untuk membongkar dugaan keterlibatan sejumlah pihak yang disebut-sebut sebagai jaringan mafia haji dalam kasus dugaan korupsi penyelenggaraan dan penggunaan dana haji lebih dari Rp1 triliun di Kementerian Agama (Kemenag) tahun anggaran (TA) 2012-2013.

Ketua KPK Abraham Samad mengatakan, untuk kasus haji 2012-2013 fokus pertama KPK adalah pada tersangka Suryadharma Ali (SDA) yang saat itu menjabat sebagai Menteri Agama (Menag). Kedua, KPK masih akan menelaah dan memverifikasi dokumen-dokumen baik hardcopy maupun elektronik dari hasil penggeledahan di Gedung Kemenag Kamis-Jumat (22-23/5) lalu di sejumlah ruangan di Gedung Kemenag.

http://ift.tt/1KYjDgl

***

22 MEI 2014 : KPK tetapkan SDA sebagai tersangka korupsi, hanya melalui SMS

28 MEI 2014 : Samad koar-koar akan bongkar tuntas Korupsi Haji dengan tersangka SDA dengan nilai fantastis Rp 1 Trilun

PERIODE 22 MEI 2014 - 9 JULI 2014 : Blow up Kasus SDA jadi senjata media untuk menghancurkan PRABOWO

9 JULI 2014 - 30 AGUSTUS 2015 : Satu tahun lebih KASUS SDA nganggur, sudah tak penting, tujuan Pilpres sudah tercapai

31 AGUSTUS 2015 : SDA disidang, bukan lagi mafia haji tapi soal DOM (Dana Operasional Menteri) yang semua menteri, pejabat, presiden juga punya Dana Operasional dari APBN.

***

MAFIA memang menjadi 'senjata' yang paling ampuh untuk mencapai tujuan.

MAFIA SAPI -- menjerat LHI
MAFIA BOLA -- membekukan PSSI
MAFIA HAJI -- mensukseskan target PILPRES



sumber sumber