Berita Indonesia : Ratusan Pendukung Tim Sepakbola Mesir Lambaikan Simbol Rabia Dukung Mursi


JOHANNESBURG - Ratusan fans/pendukung tim sepakbola Mesir melambaikan simbol empat jari khas 'Rabia' saat tim Mesir Al-Ahly bertanding melawan tim Orlando Pirates di kejuaraan Afrika pada Sabtu (26/9) malam di Johannesburg, Afrika selatan.

Simbol Rabia merupakan simbol perlawanan terhadap pemerintahan ilegal Mesir yang dikuasai as-Sisi dan sekaligus dukungan kepada presiden terguling Mesir yang sah Muhamad Mursi.

"Kami mengirim pesan kepada Sisi untuk berhenti menindas anggota Ikhwanul Muslimin," ujar seorang warga Mesir yang tinggal di Afrika Selatan seperti dikutip middleeastmonitor (27/9).

"Kami adalah suporter Al-Ahly tapi kami juga ingin mempergunakan kesempatan ini untuk menginformasikan kepada Afrika Selatan dan dunia tentang situasi terkini di Mesir," sebut ekspatriat Mesir yang meminta untuk tidak ditulis namanya itu.

Fans lainnya mengatakan "kami juga ingin menunjukkan solidaritas kami dengan presiden Muhammad Mursi dan banyak warga Mesir lain yang ditahan oleh rezim diktator as-Sisi dengan tuduhan-tuduhan yang dibuat-buat".

Polisi lalu menyita sejumlah spanduk dan T-shirts Rabia lainnya.

Iqbal Jassat, dari grup advokasi Media Review Network, mengatakan dia "murka" atas laporan bahwa protes Rabaa tersebut diiintervensi dan dihentikan oleh polisi. "Afrika Selatan seharusnya menjadi sebuah negara yang bebas dan ini sungguh memalukan bagi demokrasi kita," dia menambahkan.

Sumber: middleeastmonitor

sumber sumber

Berita Indonesia : Hari Ini Presiden Akan Turun


[Konfrensi Pers]

Konfrensi pers hari ini dari Dewan Perwakilan Rakyat Jelita Mempesona Nan Rempong Belaka, bahwa sehubungan gagalnya pemerintah dalam menjaga kestabilan ekonomi dan menangani berbagai masalah yang menyangkut hajat hidup orang banyak baik didalam maupun di luar negeri, maka dengan ini Dewan telah menerima rencana turunnya Presiden kita hari ini yang rencananya akan dilakukan sekitar jam 10.00 WIB di teras istana.

Rencananya beliau akan turun dari mobil dinasnya hari ini. (BUKAN turun dari jabatannya. Makanya jangan Ke Ge-Er an kalau jadi rakyat. Jadi rakyat kok senengnya ngerecokin orang yang lagi enak.)

Demikian hal ini disampaikan kepada seluruh rakyat Indorempong.

Semangat Pagi......

(Ernydar Irfan)




sumber sumber

Berita Indonesia : Dulu "King Sulaiman" Turki, Kini "King Salman" Saudi


Oleh Fairuz Ahmad
Penulis 'Hadiah Cinta Dari Istanbul'

Pada masa Daulah Utsmaniyah King Sulaiman al-Qanuni menghadapi 2 pemberontakan Syiah:

(1) Pertama adalah pengkhianat agama bernama Baba Dzun Nuun, seorang penganut agama Syi’ah Rafidhah yang telah berhasil menghimpun para pemberontak sebanyak 3.000-4.000 orang. Beberapa kali gerakan mereka mampu mengalahkan pasukan Daulah Utsmaniyah, namun akhirnya mereka bisa ditumpas. Baba pun akhirnya dibunuh dan kepalanya dikirim ke Istanbul sebagaimana yang terjadi atas Jan Burdy al-Ghazali.

(2) Kedua adalah gerakan pembangkangan yang dilakukan oleh kaum pengkhianat agama pimpinan Qalandar Jalaby, penganut Syi’ah Rafidhah. Ia memiliki pendukung sebanyak 30.000 orang. Banyak ahli sejarah mengatakan bahwa Qalandar telah membunuh ribuan orang Islam dan memfatwakan barang siapa yang membunuh orang Islam ahlus sunnah dan memperkosa wanitanya maka ia telah berhak atas pahala yang besar. Namun ia tertipu oleh Ibrahim Basya sehingga banyak pengikutnya yang membelot dan pada akhirnya kekuatannya mengecil dan berhasil ditumpas.

Sedang King Salman dari Saudi, siapakah musuhnya?

Ooooooo....nyatanya sama saja, setali tiga uang:

Pertama Syiah Houtsi Yaman.
Kedua Syiah Rafidhah Iran.




sumber sumber

Berita Indonesia : Senyum Indah Ustadz Luthfi, Saat Bedah Buku 'Suatu Subuh di Sukamiskin'


BANDUNG - Sabtu (25/9/15) ada yang tak biasa di lapas Sukamiskin, Bandung. Bukan hanya sebagai hari khusus bagi para warga binaan (warna) untuk menerima tamu setelah hari raya Idul Adha 1436 H/2015 M, tapi ada kebahagiaan lain yang terasa.

Tepat pukul 09.00 waktu setempat, senandung nasyid yang mengingatkan dan menasihati, terdengar seiring semilir angin sejuk di Sukamiskin. Tak lama kemudian, ada lagi sambutan demi sambutan yang disampaikan dengan santun, jenaka, penuh ceria, dan persaudaraan.

Ada apa di Lapas Sukamiskin?

Melangkah masuk ke dalam Lapas, sedikit demi sedikit pertanyaan itu terjawab. Di lokasi yang biasa digunakan untuk menerima tamu, ada panggung yang tidak besar dihiasi tulisan besar “Tasyakkuran Idul Adha, Launching Buku 'Suatu Subuh di Sukamiskin'”. Di hadapan panggung, ada tenda-tenda untuk para tamu, bahkan ada deretan tempat makan yang disediakan untuk para tamu, layaknya keluarga yang sedang menggelar hajatan.

Ya, pagi itu, para penghuni lapas sedang berhajat menggelar tasyakkuran atas hari raya Idul Adha yang dua hari sebelumnya mereka lakukan. Acara tasyakkuran juga diiringi dengan launching buku “Suatu Subuh di Sukamiskin”, sebuah buku inspiratif yang mengisahkan tentang sebagian kecil catatan yang dikompilasi dari pertemuan para penghuni lapas, setelah shalat subuh berjamaah. Buku yang dalam satu bulan sudah habis terjual dan sudah dicetak untuk kedua kalinya itu, memang memiliki daya tariknya sendiri. Daya tarik itu ada pada sepanjang konten buku yang boleh dikatakan, belum ada duanya hingga saat ini.

Sebuah catatan yang isinya merangkum dialog, diskusi, komunikasi, konseling, sharing, ceramah, uneg-uneg, nasihat, kajian keagamaan, sosial, politik, seni dan berbagai sisi kehidupan yang dialami para penghuni lapas. Rangkaian itu yang tertuang dalam “Suatu Subuh di Sukamiskin”. Dan itu baru yang pertama.

Sisi lainnya, adalah bagaimana rangkaian istilah tadi itu dilakoni oleh para narapidana, tahanan, yang umumnya sudah berusia di atas 50an tahun, dan mereka adalah para pemimpin, para pejabat tinggi, para tokoh, yang tervonis hukuman penjara atas berbagai kasus dengan beragam latarbelakangnya masing-masing.

Di usia matang seperti itu, dan saat mengalami ujian menjalani hukuman di lapas, mereka berdialog, berkomunikasi, dan mencari selah untuk saling berbagi sesama. Itu sebabnya, menurut pak Edi Siswadi, salah satu panelis yang berbicara dalam Bedah Buku “Suatu Subuh di Sukamiskin” itu, “Saya banyak membaca berbagai buku, tapi baru buku ini yang sangat menyentuh hati saya".

Acara pagi menjelang siang itu memang menghadirkan sejumlah panelis yang sebenarnya tidak lain adalah tokoh yang melakoni sendiri catatan dalam buku “Suatu Subuh di Sukamiskin”.

Dalam launching dan bedah buku itu, ada tujuh panelis yang mengupuas buku tersebut dari sudut pandang mereka masing-masing. Ada Prof Rudi Rubiandini (Mantan Wakil Menteri ESDM era SBY, Andi Alfian Malarangeng (Mantan Menpora era SBY), Yeyasa Sombuk (Mantan Bupati Biak), Hotasi Nababan (Mantan Dirut Merpati), Bakhtiar AF (Vice President Cevron), Indar Atmanto (Dirut Indosat), dan Edi Siswadi (Mantan Sekda Bandung). Mereka semua dipandung oleh MC, H. Handy Sutisna yang membawakan perannya dengan sangat baik di acara itu.

Tampak sekali kehangatan yang ada di kalangan penghuni lapas siang itu. Mereka saling menyampaikan pandangan membedah isi buku, yang tentunya juga menyinggung ustadz Luthfi Hasan Ishaaq yang banyak menjadi narasumber dalam acara ba’da shalat subuh di Sukamiskin itu.

Seluruh panelis, mengungkapkan kesan dan pandangannya terhadap isi buku. Hotasi Nababan menyorot beberapa bab dalam buku tersebut, salah satunya bagaimana kedekatan dirinya dengan LHI dan juga tentang bab yang menjelaskan soal bagaimana manusia memandang ujian hidup. Dalam pandangannya sebagai umat Kristiani, menurutnya, konsep Tuhan tidak memberi ujian kecuali yang mampu dipikul oleh manusia itu ada juga dalam keyakinan Kristiani, sebagaimana kaum Muslim. Ia juga menjelaskan jika keterangan LHI yang tercatat dalam buku ini, sangat baik dan enak untuk diikuti. (Dan lihatlah senyum indah ustadz Luthfi... )

Pak Heru, komandan keamanan Lapas, yang sempat memberi sambutan mewakili Kalapas, menyampaikan bahwa apa yang terjadi di subuh Sukamiskin adalah peristiwa spektakuler yang sepanjang pengalamannya tak terjadi di lapas manapun di Indonesia. Ia memuji inisiatif para penghuni lapas yang tetap disiplin, dan menghormati bahkan mendukung berbagai program pembinaan di lapas melalui shalat subuh berjamaah.

*Sumber: Dakwatuna
__
- Untuk pemesanan buku, silahkan menghubungi 0858-836-78692 (WA), pembayaran transfer ke Bank Syariah Mandiri (code ATM Bersama 451) No. 708-648-7165 an. dakwatuna yayasan. Ongkos kirim ditanggung pembeli. Harga Buku Rp 65.000,-
- Open order tahap pertama tgl. 28 September sd 9 Oktober 2015
- Pengiriman mulai tanggal 1 Oktober 2015




sumber sumber