Berita Indonesia : The Power of Simplicity (Kekuatan Kesederhanaan)


The Power of Simplicity

Salah satu cara untuk mendeteksi dan mengukur kapasitas seseorang (ilmu, pengalaman maupun kebijaksanaannya) adalah dari bahasa dan ungkapan yang digunakan saat berbicara. Konsepnya mudah saja, yaitu: orang bodoh bicara tanpa ilmu, kalangan pembelajar bicara rumit dibungkus sedikit ilmu sedang orang faqih bicaranya sederhana tapi dengan bobot ilmu yang tinggi.

Kekuatan Kesederhanaan

Mari kita lihat kasus untuk menjelaskan kekuatan kesederhanaan dalam berbicara. Pertama, Al Qur’an diturunkan dengan bahasa yang sederhana. Beberapa konsep yang rumit ditamsilkan secara sederhana, sehingga mudah dipahami oleh orang awam, tapi bisa ditangkap oleh kaum cerdik pandai sesuai tingkatan ilmunya sendiri-sendiri. Sayyid Quthb sangat terpesona dengan fenomena ini, dan mengarang sebuah kitab khusus, At Tashwirul Fanni fil Qur’an.

Contoh mudah adalah cara Al Qur’an menjelaskan tentang tahap dan proses penciptaan manusia. Bandingkan dengan versinya dokter kandungan, pasti lain kan? Tidak perlu heran, karena Al Qur’an diturunkan oleh Allah Yang Maha Berilmu.

Kedua, Hadits disampaikan dengan bahasa sederhana. Rasulullah menjelaskan banyak hal penting dengan cara sederhana dan mudah dipahami. Beberapanya disampaikan dengan bentuk tamsil. Seperti penjelasan beliau tentang posisinya sebagai khotamul anbiya, peran fungsinya agar manusia tidak masuk ke api neraka, perumpamaan atas kondisi orang beriman dll.

Tidak perlu heran, karena Rasulullah diberi karunia yang kita kenal sebagai Al Jawami’al Kalim. Sebuah mukjizat yang membuat Rasulullah berbicara sederhana, ringkas, padat tapi berbobot, penuh ilmu dan kebijaksanaan.

Ketiga, Qoul orang shaleh. Kita ambil contoh langsung, yaitu Imam Syafi’i. Beliau digadang-gadang otaknya lebih tajam dari pedang. Dalam majelisnya, beliau berbicara sampai tingkat rumit dan mendetil hingga orang yang baru kenal menganggap Imam Syafi’i hanya menguasai cabang ilmu itu saja (spesialisasi). Padahal, dalam sehari, santrinya datang bergilir: pagi majelis ahli qur’an, dhuha majelis ahli hadits, siang majelis ahli fiqih dan seterusnya.

Namun dalam banyak kesempatan, Imam Syafi’i sering merangkai bait syair yg mudah dipahami oleh orang awam sekalipun. Begitulah tabiat orang-orang faqih, bicaranya sederhana dan tidak suka mengumbar dalil, apalagi kopi paste ayat dan hadits. Karena kopi paste ayat dan hadits tidak akan mampu mengubah status orang pandir naik ke maqamnya para ulama.

Sederhanakanlah Bicaramu

Jika suatu saat kita bertemu dengan orang yang bicaranya mutar-muter kesana kemari tapi kosong dari hujjah dan hakikat, maka mudah kita mendeteksi siapa sebenarnya orang itu. Disini, kita perlu merenungi ucapan Ali bin Abu Thalib ra, bahwa “Diam itu perhiasannya orang faqih dan perisainya orang pandir”.

Berbicara dengan sederhana tidak akan menurunkan status dan kehormatan. Sebagaimana tawadhu tidak akan menurunkan derajat. Justru sebaliknya, untuk bisa berbicara dengan sederhana tapi berbobot, prosesnya sangat tidak sederhana. Karena kita harus mengarungi lautan ilmu yang luas serta pahit getir pengalaman hidup agar bisa merangkai ungkapan-ungkapan hikmah.

Seorang aktivis dakwah harus belajar berbicara dengan sederhana. Karena Islam itu sederhana dan mudah dipahami. Teladanilah doa Nabi Musa “Robbisyrohli shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ’uqdatam millisaanii, yafqohu qaulii.

Khatimah

King kobra termasuk jenis ular yang sangat ditakuti, baik didunia satwa dan dunia per-ularan sendiri. Tapi pernahkah melihat dua King Kobra bertarung? Tidak ada jurus patuk, jurus belit dll yg biasa mereka lakukan pada ular dan hewan lainnya. Mereka menari indah dan anggun, lalu salah satu pergi. Kami pernah menyaksikannya di National Geographic Channel. Entah kenapa, saat menonton tayangan itu kami ingat ucapan Ali bin Abu Thalib ra, yaitu “Berbicara dengan orang faqih cukup dengan sindiran, sedang berbicara dengan orang pandir harus dengan pentungan”.

___
sumber: fb




sumber sumber

Berita Indonesia : Peretas Situs Seskab Ternyata Hacker China

PASBERITA.comSitus milik Sekretariat Kabinet www.setkab.go.id diretas oleh 'hacker' tak dikenal pada Kamis (24/12) lalu. Setkab telah melakukan penanganan dan pelacakan. hasilnya?

"Apa yang terjadi dengan peretasan situs Setkab, kita segera menangani. Waktu itu kami berkoordinasi dengan Kemenko Polhukam dan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) untuk mengetahui, mengejar dan juga memproteksi masalah tersebut," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kantornya, Gedung Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Senin (28/12/2015) sebagaimana dilansir detikcom.

Dikatakan Pramono, diketahui alamat IP (Internet Protocol Address) yang digunakan pelaku berasal dari China. Namun pihaknya belum mau mengungkap lebih jelas.

"Sebagai informasi awal, sudah diketahui kira-kira siapa yang melakukan itu. Di mana dilakukan belum bisa disebutkan. Tetapi IPnya sudah diketahui menggunakan IP China," kata Pramono.

"Dan detilnya kalau sudah lengkap tentunya akan diambil tindakan terhadap orang-orang yang melakukan itu," tambahnya.

Pramono mengatakan, pasca kejadian itu, pihaknya telah meningkatkan keamanan terhadap situs. Hal ini juga dilakukan di situs-situs milik pemerintah lainnya.

"Untuk di internal instansi pemerintah, termasuk di Setkab kita akan meningkatkan proteksi ataupun juga barrier supaya tidak gampang dimasuki hacker," katanya.

Lalu, apa sudah diketahui motif peretasan situs tersebut? Pramono tak menjelaskan secara rinci. Namun ditegaskannya motif pelaku tidak didasarkan pada politik.

"Ini pribadi. Kalau dilihat dari cara mereka itu terlihat ada unsur main-mainnya. Jadi menunjukkan bahwa mereka bisa menembus pemerintahan. Motif pribadi, bukan motif politik atau apapun," katanya.

Saat ini situs Setkab sudah bisa diakses dengan layanan normal. (*)




 


sumber Sumber

Berita Indonesia : Karpet Emas dari Guguran Daun Pohon Tertua


PASBERITA.comSebuah pohon berusia 1400 tahun telah menyedot perhatian warga kota Xi’an, Shaanxi, Cina. Daun-daun pada pohon yang dikenal dengan nama pohoh ginkgo tersebut berguguran, kemudian seperti membentuk karpet emas di sekelilingnya.

Dikutip vivanews dari Boredpanda.com, pohon ginkgo tersebut memang telah berguguran sejak November lalu. Setelah cukup banyak daun yang gugur dan tertimbun di sekitarnya, bila dilihat dari atas, pohon ginkgo melahirkan warna emas yang mencolok. Pohon ginkgo itu tumbuh di Kuil Buddha Zen di desa Luohandong, Xi’an. Menurut laporan, pohon tersebut ditanam pada masa Dinasti Tang atau sekitar 1400 tahun yang lalu. Sejak mengugurkan daunnya, ribuan orang segera mendatangi Kuil Buddha Zen untuk menyaksikan kemegahan yang diciptakan pohon ginkgo. Beramai-ramai mereka mengabadikan gambar dan pemandangan menakjubkan tersebut.

Sampai saat ini tumbuhan ini hanya di temukan di negara cina. Banyak diantaranya berada di hutan-hutan tua di Cina, pohon ginkgo dewasa tingginya bisa mencapai puluhan meter, dengan diameter batang ratusan cm. Pohon terbesar tercatat ditemukan di Guizhou, Cina. Tingginya mencapai 40 m dengan diameter 471 cm alias hampir mencapai 5 meter. Di Dabao, Gansu, Cina tercatat ditemukan pohon ginkgo dengan tinggi 60 m dengan diameter 286 cm.

Ginkgo berkembang biak lewat biji, stek batang dan okulasi. Di alam liar ginkgo berkembang biak lewat biji. Secara alami anak pohon ginkgo biloba jarang terdapat di sekitar induknya. Fenomena ini karena banyak satwa liar yang menyukai biji ginkgo dan membawanya ketempat yang jauh dari induknya. Penggemar biji ginkgo sangat beragam, mulai dari golongan burung sampai tikus. Banyaknya penyebar biji inilah yang menjadi salah satu faktor tanaman ini masih dapat bertahan hidup hingga kini.

Pertumbuhan tanaman ginkgo tergolong sangat lambat. Biasanya memerlukan waktu 10-12 tahun untuk mencapai tinggi 6 m. Untuk membentuk kanopi daun yang membundar, diperlukan waktu kurang lebih 20 tahun. Setelah berumur 20-35 tahun, tanaman ini baru dapat menghasilkan buah.

Meskipun tanaman ini terbukti sanggup bertahan hidup ribuan tahun, bukan berarti keberadaannya sama sekali tidak terancam. Sekarang, seiring perkembangan zaman, satwa-satwa penyebar biji ginkgo mulai terdesak. Padahal perkembangbiakan tanaman ini sangat dipengaruhi oleh satwa-satwa itu. Kalau satwa-satwa itu terancam, otomatis keberadaan ginkgo biloba juga terancam. (*)




 


sumber Sumber

Berita Indonesia : Freeport Terpojok, Ujug-ujug Kumpulkan Tokoh Adat Papua


Ujug-ujug, PT Freeport Indonesia (Freeport) meminta dukungan dari tokoh masyarakat Papua guna mengawal industri tambang asal Amerika Serikat ini, di tengah gonjang-ganjing yang mendera.

"Tolong kawal kami sebagai keluarga besar," kata Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dalam acara Ramah Tamah Manajemen PTFI Bersama Stakeholder (pemangku kepentingan) di Rimba Papua Hotel, Timika, Papua, Sabtu (26/12/2015), lansir inilah.com.

Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini bilang, saat ini, banyak orang-orang di luar Papua yang menunjukkan seolah-olah lebih mengetahui dan mengenal Papua, khususnya Freeport.

Padahal, masih menurut Makroef, yang paling mengetahui dan mengenal masalah Freepot adalah masyarakat Papua, khususnya masyarakat yang ada di sekitar area pertambangan, seperti suku Amungme dan Kamoro.

"Orang-orang yang ribut di Jakarta tidak akan merasakan dampak jika perusahaan ditutup. Tapi, masyarakat Papua yang merasakannya," kata Makroef.

Maroef mengajak masyarakat Papua untuk menggunakan akal dan hati secara paralel berkaitan dengan pengelolaan Freeport."Freeport tidak akan berjalan sendiri, tapi jalan bersama tokoh masyarakat Papua," kata Makroef yang sempat diperiksa MKD (Mahkamah Kehormatan Dewan) dan Kejagung ini.

Makroef juga mengajak warga Papua untuk lebih memikirkan masa depan anak-anak Papua selagi masih ada kontribusi Freeport dalam pembangunan masyarakat di sekitar pertambangan."Pikirkan anak cucu. Jangan kita hanya bertengkar. Jika ada masalah yang belum terselesaikan, mari kita bicarakan," kata Makroef.

Makroef mengingatkan, tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini. Oleh karena itu, kontribusi Freeport kepada masyarakat harus digunakan untuk mempersiapkan generasi mendatang, misalnya melalui pendidikan dan kesehatan.

Sementara, sejumlah pemangku kepentingan yang hadir, menyatakan dukungaannya kepada Freeport untuk mendapatkan perpanjangan kontrak. Mereka bakal mengirimkan surat dukungan ke pemerintah baik daerah dan pusat, serta pihak-pihak yang selama ini rajin mengkritik Freeport.

Misalnya, Ketua Forum MoU dari suku Amungme, Yopi Kilangin mengatakan, warga Papua masih menginginkan supaya Freeport tetap melanjutkan kontrak. Jika memang masih ada permasalahan antara masyarakat dengan perusahaan, seperti masalah hak ulayat lahan dan kompensasi, bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

"Kami harap kita bicara lebih terbuka dan detil langsung dengan orang yang punya hak, yakni kami dari suku Komoro dan Amungme," kata Yopi.

Pimpinan Lembaga Masyarakat Adat Kamoro (Lemasko) Mariamus Maknaipeku setali tiga uang. Marimus bilang, masih membutuhkan Freeport di Papua, karena kontribusi dalam pembangunan perekomomian, kesehatan dan pendidikan, sangat terasa.

Marimus meminta agar masyarakat adat yang ada di sekitar lokasi pertambangan, tidak hanya dijadikan sebagai penonton. Tetapi dipercaya sebagai pelaku.

Adapun sesepuh masyarakat adat A Allo Rafra minta berbagai pihak untuk stop bicara Freepot jika tidak mengetahui akar permasalahan yang sebenarnya terjadi, serta sejarahnya. "Kembalikan masalah Freeport ke pemerintah dan masyarakat adat," kata Allo.

Saat ini, DPR RI sebagai lembaga pengawas pemerintah sedang menggulirkan Hak Angket/Pansus Freeport untuk membongkar skandal Freeport.

"Freeport ini adalah isu sudah lama. Istilahnya kasus itu kita selalu bicarakan tetapi enggak pernah tuntas. Sekarang ini sudah jadi opini publik, mari kita selesaikan," ujar anggota DPR RI sekaligus Presiden PKS Sohibul Iman, Senin pekan lalu, kutip Sindonews.

"Ayo langkah berikutnya termasuk bentuk Pansus. Jadi kalau kita serius selesaikan Freeport, maka kita juga mau ikuti proses yang runut. Kalau tidak runut, satu masalah ketutup masalah lain, akhirnya tidak selesai," ujarnya.




sumber sumber